Lihat ke Halaman Asli

Pither Yurhans Lakapu

Pemitra (pejuang mielitis transversa)

Kecam Pengrusakan Alam dan Pembancakan Dana Desa pada Proyek Wisata Pantai Kolbano-Timor

Diperbarui: 3 Juli 2021   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FOTO di atas tidak diambil di Bukit Fatuhan tapi bisa bercerita banyak tentang bukit yang masih berada dalam kawasan wisata Pantai Fatuun, Desa Kolbano, NTT  itu. Bukit yang oleh Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan melalui anggaran Dana Desa senilai total ± 1,5 miliar hendak disulap menjadi obyek wisata berkelas dalam kurun waktu tiga tahun.

Saya bukanlah fotografer profesional yang memotret dengan trik-trik fotografi khusus, tapi hanya menjepret berdasarkan insting. Modal saya cuma sebuah kamera HP jadul beresolusi 3,2 MP tanpa filter atau editing apa-apa. Itu pun hasilnya sangat mempesona. Artinya bahwa, bukan teknik fotografi yang sedang berbicara di sini tapi memang pemandangan alamnya lah yang amat eksotis.

Foto favorit itu kerap saya aplikasikan sebagai wallpaper laptop, cover medsos hingga ilustrasi tulisan-tulisan tentang pantai Kolbano. Bahkan, foto inilah yang mengisi ruang unggahan pertama blog saya, pitherpung.blogspot.com.

Pemandangan dari Bukit Fatuhan ke arah timur | Dok. Nubo Boy/Google Maps

Titik di mana saya mengabadikan foto ini —berjarak ± 600 m dari Bukit Fatuhan— hanya memiliki sebuah angle bagus yakni ke arah timur. Namun, apabila berada di Bukit Fatuhan maka kita bisa menyaksikan pemandangan alam yang jauh lebih mempesona ke segala penjuru mata angin.

Saat berdiri di puncak Fatuhan lalu melempar pandangan ke arah timur, kita akan dibuat terpana oleh eloknya teluk Nop-nop beserta menawannya tanjung Oetuke. Ke arah barat ada lekukan anggun tanjung-tanjung kecil mulai dari Oepal hingga Noefefan, ke selatan ada si raksasa Fatuhan (kini lebih tenar dengan nama Fatuun) yang terlihat rendah dilatarbelakangi biru toskanya panorama Laut Timor.

Sejauh memandang garis pantai itu, mata kita bakal dimanjakan hamparan batu-batu warna tiada duanya di muka bumi ini (walaupun kian pudar oleh penambangan massif).

Pemandangan dari Bukit Fatuhan ke arah barat | Dok. Nubo Boy/Google Maps

Menatap ke arah utara pun kita masih bisa menikmati terjalnya gunung Pene, Oebubun, SeI hingga Nununamat di kejauhan. Bagi warga setempat mungkin ini merupakan pemandangan biasa, namun tidak bagi mereka yang jarang berkunjung.

Seandainya tangga di lereng Fatuhan dibuat sederhana, aman dan selaras dengan gersangnya bukit di musim kemarau, maka tangga akan menjadi salah satu daya tarik andalan obyek wisata alam Pantai Kolbano.

Menuju puncak bukit setinggi ± 40 meter itu, pengunjung akan digiring untuk menikmati pengalaman tak biasa sejak menapaki tangga pertama.

Efek gravitasi akibat terjalnya lereng, dipadu desir khas ombak pantai Kolbano, ditemani pepohonan meranggas yang selalu #Tegar menghadapi iklim stepa Pulau Timor, bakal memberi sensasi unik, seolah kita hendak dihela jatuh ke dasar bukit.

Batu raksasa Fatuun dipotret dari pantai | Dok. Welem

Perpaduan suara alam dan teduhnya pemandangan akan mengalihkan perhatian kita sehingga tak menyadari sedang memanjat sebuah bukit nan curam.

Secuil rasa letih yang makin menumpuk saat meniti 200-an anak tangga di lereng Fatuhan bakal terhapus dalam sekejap tatkala kaki menapak puncak bukit bermakna "batu berbunyi" itu. Suguhan panorama paripurna Pantai Kolbano dipadu semilir angin laut selatan bakal menghadirkan nuansa istimewa yang memikat untuk terus berlama-lama atau tak ingin beranjak dari sana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline