Lihat ke Halaman Asli

Pither Yurhans Lakapu

Pemitra (pejuang mielitis transversa)

Mereka Menyemangatiku

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jam itu tak lelah menghitung detiknya.
Obat-obatan tak jenuh dihanyutkan ke tenggorokan.
Sang ranjang tak penat menopang tubuh yang lunglai.

Pintu berseru mengajak keluar-masuk.
Angin menantang berkeliling dunia.
Mentari terbenam membawa kisah lalu terbit mengabari harapan.

Seisi lemari bersiap mendandani.
Jendela membuka diri menatap jagat.
Langit-langit menjanjikan ribuan bintang berkilau.

Hmmm...
Lampu itu harus tetap bersinar.
Bila tak sanggup karung pemulung siap menampung.

------
Kamarku, Agustus 2012.
2 tahun 4 bulan melawan Myelitis Transversa.

[Puisi pertama yang kubuat semur hidup. Dengan konsep sastra yg minim. Memakai benda-benda yang selalu menemani selama lumpuh.
Hanya ingin menyampaikan isi hati lewat untaian syair yang semoga bisa dimengerti. Tidak dimengertipun tidak mengapa, setidaknya diri sendiri memahaminya]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline