Sesuatu yang lumrah bila perayaan "Tubuh dan Darah Kristus" di setiap paroki dirayakan bersamaan dengan penerimaan komuni pertama. Saya sendiri menerima komuni pertama berapa puluh tahun lalu di Paroki "Yesus Gembala yang Baik", Alor-Pantar.
Di Gereja yang megah itu, terdapat koleksi jendela kaca patri, yang oleh pencinta seni lukis akan langsung mengenang seniman Irlandia, Evie Hone (1894-1955).
Kaca-kaca di Paroki itu memiliki serangkaian adegan yang hidup dan berwarna-warni, dari kehidupan Kristus sampai Maria. Juga ada gambar Yesus bersama para murid dalam Perjamuan Terakhir.
Setiap kali gambar itu dipandang, saya lalu sadar, bahwa gambar dan metafora dari jendela kaca patri bukanlah cara yang buruk untuk merenungkan misteri Ekaristi. Kaca patri tidak hanya mengatur bentuk dan warna yang menangkap adegan Kristus.
Entah bagaimana gambar-gambar itu 'hidup' karena dimediasi cahaya tempat ia tergantung. Saya tidak pernah melihatnya dengan cara yang sama dua kali. Tergantung pada cahaya, intensitas, atau sudutnya.
Permainan cahaya pada warna dan bentuk kaca tidak terbatas; demikian pula cara kita merenungkan realitas dan makna Ekaristi. Kadang-kadang, kita dapat melihat keseluruhannya dalam pancaran dan keindahan, tapi kadang-kadang kita fokus pada bagian yang kita lihat dengan cara yang baru--- cahaya tidak hanya membuat kaca dan bentuk yang berwarna terlihat, tetapi cahaya itu sendiri terlihat dan aktif: 'Karena di dalam terang-Mu, kami melihat cahaya' (Mazmur 36: 9). Dalam tulisan kali ini, saya ingin bercerita tentang Ekaristi dalam konteks yang lebih luas, yakni "ciptaan".
Bicara tentang ekaristi, rasanya teks Against the Heretics karya Irenius, Uskup Lyons abad II, membuktikan kekunoan kepercayaan Kristen tentang kehadiran nyata Kristus dalam Ekaristi.
Irenius menceritakan hubungan Allah dengan kosmos yang mengikat Ekaristi ke dalam kebaikan tatanan ciptaan dan praktek keadilan sosial. Benar bahwa gagasan uskup Lyon itu antroposentris, karena keselamatan manusia melalui kematian dan kebangkitan Kristus.
Sasaran utamanya melawan Kristen Gnostik dan teori kuasi-Gnostik dari Marcion, adalah alasannya. Perlu disadari, geneologi gnostisisme sering diperebutkan karena argumentasinya menenun bahasa Platonis dengan konsep tradisi Yahudi dan Yahudi-Kristen, yang membentuk teori kelahiran alam semesta. Ini adalah narasi keselamatan yang terintelektualisasi (gnosis).
Dari Yang Esa, muncul serangkaian makhluk kosmik, di antaranya yang 'berdosa' dan yang menghasilkan benda jahat. Oleh karena itu, keselamatan berarti melarikan diri dari dunia; keselamatan adalah tanpa tubuh bagi diri intelektual atau spiritual yang kebetulan terjebak dalam tubuh material, dan perlu dibebaskan.
Bagi Marcion, Allah Perjanjian Lama adalah pemarah dan yang diberitakan Paulus dan Lukas adalah Allah yang pengasih. Oleh karenanya, dunia Perjanjian Baru menggantikan dunia Perjanjian Lama.