Lihat ke Halaman Asli

Petrus Kanisius

TERVERIFIKASI

Belajar Menulis

Adakan Pelatihan, Ajak Peran Perempuan Menjaga Hutan

Diperbarui: 8 November 2024   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta melakukan praktek menganyam dengan bahan baku bambu dan pandan. (Foto: Noni WBOCS/YP).

Pada Rabu (6/11/2024) hingga Kamis (7/11/2024) kemarin, Yayasan Palung (YP) melalui Program Sustainable Livelihood (Program Mata Pencaharian Berkelanjutan) Bersama Balai Taman Nasional Gunung Palung melakukan kolaborasi dengan mengadakan Pelatihan Peran Perempuan Menjaga Hutan dan Pengembangan Produk Anyaman. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kantor Yayasan Palung Bentangor Education Center di Desa Pampang Harapan, Kabupaten Kayong Utara.

Dalam kegiatan tersebut, YP dan para pihak mengajak komunitas dampingan terutama untuk kaum Perempuan agar menjaga hutan dengan cara-cara yang berkelanjutan, seperti memanfaatkan Hasil Bukan Kayu (HHBK) tanpa harus merusak hutan.

Kegiatan yang dilakukan selama dua hari tersebut dibuka langsung oleh Edi Rahman, selaku Field Direktur Yayasan Palung.

Hari pertama kegiatan, Rabu (6/11/2024), peserta dilatih dan diberikan materi tentang pemberdayaan perempuan dengan menghadirkan beberapa narasumber.

Pada kesempatan dikegiatan tersebut, Dinas Sosial dari Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (SP3AMD) Kabupaten Kayong Utara memberikan pembekalan pengetahuan tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Peran Perempuan dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam.

Hari kedua kegiatan, Kamis (7/11/2024), Peserta diajak untuk melakukan praktek menganyam dengan bahan baku bambu dan pandan dengan membuat motif anyaman yang menarik. Sebagai mentor dalam kegiatan tersebut adalah Ibu Saparidah, ia adalah seorang pengrajin (perajin) sekaligus ketua kelompok di IDA CRAFT.

Foto bersama setelah serangkaian kegiatan selesai dilakukan. (Foto: Noni WBOCS/YP).

Seperti terlihat, tampak antusias dari 20 orang peserta yang hadir dan  mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut pun berjalan sesuai rencana.

Ranti Naruri, Manager Program Sustainable Livelihood (Program Mata Pencaharian Berkelanjutan), mengatakan, Mengapa Perempuan? Karena Perempuan merupakan kelompok yang paling rentan terhadap dampak kerusakan lingkungan dan hutan jika pengelolaannya tidak memperhatikan pola-pola keberlanjutan dan nilai-nilai kearifan lokal.

Berharap dengan diadakannya pelatihan ini bisa memberikan pemahaman kepada Perempuan bahwa peran mereka dalam menyuarakan perlindungan hutan sangat penting untuk keberlangsungan hidup dimasa yang akan datang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline