Angin segar, tentunya ini menjadi kata yang cocok untuk dikatakan. Ya, ini terkait geliat pariwisata di Kabupaten Kayong Utara (KKU). Pariwisata tidak hanya tentang keindahan tempat sebagai destinasi (tujuan) tetapi juga berkaitan dengan menampilkan ragam produk yang khas atau pun unik di setiap daerah melalui berbagai cara, salah satunya pameran. Boleh dikata adanya pameran kerajinan dapat mengangkat dan menjadi geliat pariwisata dengan adanya potensi daerah salah satunya dapat mendukung pariwisata.
Hal ini terlihat seperti misalnya, tanggal 16-18 Mei 2017 kemarin, di Kabupaten Kayong Utara, dengan diselenggarakan pameran oleh Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Kalimantan Barat. Setiap Kabupaten berkesempatan untuk melakukan pameran kerajinan dan pertanian.
Selama 3 hari dilaksanakannya pameran tersebut, sedikit banyak menjadi geliat baru terlihat. Para pengrajin dari setiap daerah hadir untuk menampilkan ragam produk khas yang unik setiap daerah. Sebagai contoh misalnya, para pengrajin dari dampingan Yayasan Palung menampilkan produk-produk dari hasil kreasi mereka. produk-produk yang dipamerkan antara lain adalah ragam produk dari pandan.
Ragam produk yang dipamerkan antara lain seperti tikar, tas, dompet, pembatas buku, kalung dan anting-anting semuanya dari bahan alami pandan. Ada juga lekar dari lidi nipah. Adapun para pengrajin yang menampilkan kreasi mereka dalam pameran tersebut adalah dari 3 desa; Desa Sejahtera, Desa Pangkalan Buton dan Desa Harapan Mulia, KKU.
Pada kesempatan pameran tersebut, stand pameran Yayasan Palung dikunjungi oleh banyak pengunjung. Beruntung dan menariknya lagi, Ketua dan Penggerak PKK Provinsi, Frederika Cornelis berkesempatan mengunjungi Stand pameran dan memuji anyaman-anyaman hasil dari pengrajin dampingan Yayasan Palung. Anyaman-anyaman dari pengrajin sudah bagus, ujarnya.
Tidak hanya itu, Bupati Kayong Utara, Hildi Hamid juga berkempatan hadir di stand pameran dan menjelaskan kepada pengunjung. Ibu-ibu pengrajin selain menganyam, mereka juga menjaga hutan kata bapak bupati.
Menurut F. Wendi Tamariska, sebagai Pendamping pengrajin dari Yayasan Palung mengatakan, Rata-rata produk yang dipamerkan laku dibeli oleh pengunjung dan yang paling diminati adalah lekar. Ragam produk yang dijual seperti lekar dijual dengan harga 8-25 ribu rupiah, berdasarkan ukuran lekarnya. 8 ribu rupiah untuk harga lekar yang ukuran kecil dan ukuran besar. Sedangkan untuk produk dari pandan kisaran harga dimulai dari 10 hingga 200 ribu rupiah. Lekar adalah wadah untuk alas piring, alas periuk atau juga kuali.
Dari pameran tersebut, ada rasa bangga dan bahagia yang terpancar dari raut para pengrajin terlihat. Mengingat produk/kreasi anyaman yang mereka anyam diminati oleh pengunjung hingga pameran berakhir. Semoga saja para pengrajin dapat semakin berkreasi dengan anyaman yang mereka anyam dan dapat memperkenalkan produk-produk ciri khas daerah yang ramah lingkungan dan berlanjut hingga nanti dan mendukung pariwisata daerah untuk selalu dinanti.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H