Minggu (15/1/2017) Kemarin, saya diajak teman untuk panen ubi kayu (singkong) bersama dikebun miliknya di Dekat Keramat sembilan, Kecamatan Benua Kayong, Ketapang, Kalbar. Tidak hanya asyik, tetapi panen ubi yang dimaksud boleh dibilang bisa mengisi waktu luang ketika libur di akhir pekan.
Di sekitar sawahnya Mba Desi memanfaatkan lahan untuk di tanami Singkong. Ia (Desi) bercerita, ubi kayu/singkong yang ia tanam ada dua jenis, ubi tahun dan ubi/singkong 3 bulanan. Ubi/singkong tahun (singkong 3 bulanan, singkong yang umbinya bisa dan dapat dipanen setelah 3 bulanan umurnya tumbuh), sedangkan ubi tahunan relatif lama alias 1 tahun baru berumbi atau masyarakat kebanyakan buah ubi (umbi dari ubi).
Kembali ke cerita panen singkong, Adalah Desi Kurniawan dan Iwan, pasangan tersebut tak hanya memiliki kebun Singkong saja, tetapi juga bertani sawah. O ya, selain saya yang ikut panen ubi kemarin di tempat Kak Desi adalah Hendri, Junaidi dan Ucok.
Tak hanya umbinya yang bisa kami panen tetapi juga daunnya untuk di sayur. Bila umbi singkong bisa diolah menjadi berbagai olahan seperti keripik ubi, berbagai jenis kue, ubi juga bisa di goreng dan di rebus untuk dinikmati dengan secangkir kopi atau teh. Jika ditanya, wah sudah pasti enak.
Tidak heran pula masyarakat Indonesia sangat mengenal sekali tumbuhan ini. Apabila telah menetap lama di Kalimantan sangat mengenal dan sebagian besar sangat menyukai masakan daun singkong ditumbuk dan ditanak/dimasak dengan buluh (bambu) muda dalam istilah lokalnya pansoh daun ubi, rasanya pun enak sekali.
Menariknya lagi, singkong dapat dimasak/ditumis tanpa kuah dan berkuah. Masyarakat Padang sangat terkenal dengan rebusan daun singkong dan masakan santan daun singkong.
Ubi kayu/singkong yang dalam bahasa latinnya Manihot Utilissima hampir dipastikan tersebar hampir di seluruh wilayah, tidak terkecuali di Kalimantan tersebut banyak masyarakat menanam tumbuhan ini.
Singkong dapat tumbuh dengan mudah di tanah-tanah dan hutan, bahkan di tanah berpasir sekalipun tumbuhan ini dapat tumbuh. Sehingga tidak jarang di beberapa pekarangan rumah, singkong sering ditanam. Biasanya untuk membudidayakan singkong, cukup memotong-motong batangnya (stek batang) kemudian batang-batang tersebut di tancapkan di lahan berupa tanah atau kebun yang ingin kita tanami entah itu pekarangan rumah atau lahan khusus singkong.
Saat menanam bibit singkong yang harus diperhatikan adalah arah tunas, jangan sampai terbalik. Kita dapat melihat arah tunas di dekat buku-buku atau tonjolan bekas daun singkong yang lepas. Pada posisi tersebit dapat terlihat anak tunas (sering disebut mata). Pastikan anak tunas menghadap ke atas, agar tidak tumbuh terbalik. (sumber; bijibersemi.com).
Beberapa manfaat dari daun singkong antara lain seperti kandungan gizi, vitamin A, B1 karena dapat membantu metabolisme tubuh, sumber energi, dapat membuang radikal bebas dalam tubuh dan penambah darah. (sumber; manfaat.co.id).
Sejujurnya, saat panen singkong (15/1) kemarin di kebun teman yang luasnya kurang lebih 10 m2 , sekaligus juga untuk meminta perbenihan ubi batang-batang ubi yang kami cabut dari sisa-sisa panen di kebun sayang jika batangnya tidak ditanam kembali sembari menambah bibit-bibit singkong yang ada dipekarangan rumahku yang sempit.