Setiap akhir pekan para penyuka burung migrasi hampir dipastikan selalu menyempatkan diri mereka melakukan aktivitas mereka untuk mengamati, mendokumentasikan sekaligus juga mendata burung yang masih tersisa lebih khusus burung migrasi (burung pengembara), baik yang endemik maupun yang tidak endemik di habitatnya.
Mereka para pehobi burung di Ketapang tidak lain adalah Kawan Burung Ketapang (KBK)/ Birding Society of Ketapang (BSYOK). Seperti minggu (4/12) kemarin, aktivitas yang mereka lakukan adalah mengamati burung di Sungai Buluh, di kawasan Hutan di Desa Pematang Gadung, Matan Hilir Selatan, Ketapang, Kalbar.
Kawan Burung Ketapang (KBK)/Birding Society of Ketapang (BSYOK), merupakan komunitas (kelompok) para pehobi burung yang melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan pengamatan burung-burung migrasi yang ada di Ketapang. Para pehobi burung tersebut selalu rutin melakukan pengamatan, pendataan (sensus) dan pendokumentasian burung-burung migrasi ataupun burung yang menetap.
Beberapa burung yang mereka jumpai (4/12/2016) kemarin, saat melakukan pengamatan antara lain seperti burung; Serak Padang (Eastern grass owl Tyto longimembris), Cagak Merah (Purple heron Ardea purpurea) dan Kuntul Kecil (Little egret Egtetta garzetta). Beberapa burung ini masuk status konservasi Least Consern/LC- risiko rendah. Selain itu juga ada Bango Tongtong (Lesser adjutant), status dalam konservasi Vulnerable/VU-rentan terancam.
Secara umum untuk melakukan aktivitas Birdwatching, setidaknya harus dilakukan dalam keadaan fisik yang prima, karena terkadang harus berkegiatan di lapangan yang eksrim, ungkap Erik Sulidra salah satu anggota Kawan Burung Ketapang.
Lebih lanjut, menurut Erik saapaan abkrabnya mengatakan; sedangkan untuk mengamati burung migrasi juga harus mengetahui kapan waktunya burung bermigrasi, salah satunya setiap bulan mei. Biasanya, pada Bulan Mei diperingati sebagai hari migrasi burung sedunia atau dikenal dengan World Migratory Bird Day (WMBD).
Abdurahman Alqadrie, selaku Ketua KBK selalu rutin mengajak rekan-rekan pehobi burung yang tidak lain adalah anggota KBK seperti Erik Sulidra, Frans Doni, Frans Jepi, Alipius Edi, Rizal Alqadrie, Bela, Tamim, Petrus Yopri, Zaki, Pit, Roni dan beberapa teman lainnya yang terdiri dari anak-anak kampung, biasanya mereka menanam mangrove di sekitar pantai yang menjadi salah satu habitat hidup burung pantai. Biasanya mereka melakukan penanaman ketika musim migrasi burung tiba.
Dalam melakukan pengamatan, para pehobi dari Komunitas Kawan Burung Ketapang melakukan pengamatan dengan sukarela dengan bermacam-macam alat standar seperti teropong atau dengan lensa panjang sangat diperlukan ketika di lapangan.
Berikut beberapa foto yang berhasil mereka abadikan saat melakukan pengamatan rutin :
Kawan Burung Ketapang (KBK) yang berdiri kurang lebih 7 (tujuh) tahun tersebut, merupakan komunitas lingkungan non profit, yang memiliki visi dan misi; Pendidikan lingkungan/konservasi, pelestarian species dan habitat. Ragam kegiatan mereka lakukan untuk selalu peduli dengan rutin melakukan agenda pengamatan, pendokumentasian dan mendata burung-burung migrasi dan burung yang menetap di wilayah Kalimantan. Adapun anggota dari KBK adalah para pelajar, pemuda dan pehobi foto yang suka dengan fotografi alam liar seperti hutan, burung dan satwa.
Pada Bulan Agustus, biasanya burung-burung migrasi yang meninggalkan tempat berbiak menuju belahan bumi selatan mulai aktif melintasi jalur migrasi. Tempat berbiak seperti Asia utara, Siberia, dan Alaska mulai memasuki musim dingin. Burung-burung yang memerlukan udara yang lebih hangat dan makanan yang berlimpah menyebar mengikuti jalur migrasi seperti tahun-tahun yang lalu. Dalam perjalanan menuju Australia dan Selandia Baru, banyak di antaranya yang singgah atau menetap sementara di kawasan Pantai Sunda Besar. "Ketapang merupakan tempat yang baik bagi banyak burung migrasi. Karakter pantai yang bermacam-macam memungkinkan suplai makanan untuk burung-burung tersebut bisa bertahan!" ujar Abdurahman Al Qadrie.
Chlidonias leucopterus (Withe Winged Tern) merupakan burung pengembara yang setiap musim migrasi selalu datang lebih awal dibanding burung migran lainnya di Ketapang.