Lihat ke Halaman Asli

Petrus Kanisius

TERVERIFIKASI

Belajar Menulis

Sayang Jika Potensi Keindahan Pantai Pulau Datok Dirusak oleh Sampah

Diperbarui: 24 Oktober 2016   14:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terlihat sampah-sampah dari sisa minuman berupa botol air mineral yang muncul di sekitaran Pantai Datok. Foto dok. Petrus Kanisius

“Habis Sail Karimata Terbitlah Sampah di Pantai Pulau Datok”. Mungkin kata itu kilasan gambaran tentang Pantai Pulau Datok saat ini. Benar saja, Minggu (23/10/ 2016) kemarin, saya bersama Relawan Konservasi Tajam selesai kegiatan penguatan kapasitas untuk konservasi orangutan, kami berkesempatan untuk mampir dan berkunjung ke Masjid Baru sebagai wisata baru saat ini dan Pantai Pulau Datok.

Setibanya di Pantai Pulau Datok kami melihat terbitnya sampah yang cukup berserakan disepanjang pantai tersebut, padahal sewaktu kegiatan Sail Karimata beberapa waktu lalu, sampah terbilang bersih dan tidak terlihat.

Jauh berbeda, ketika Sail Karimata beberapa waktu lalu, di sekitaran pantai begitu rapi dan indah. Seolah sampah-sampah tidak ada bersisa karena ada para petugas khusus sampah yang menanganinya. Namun, setelah kegiatan Sail Karimata sampah-sampah tersebut kian muncul, tak ubah terbit dan beranak pinak kian banyak terlihat.

Terlihat sampah-sampah dari sisa minuman berupa botol air mineral yang muncul di sekitaran Pantai Datok. Foto 2 dok. Petrus Kanisius

Ironis memang, sejatinya setelah Sail Karimata, seharusnya tumbuh kesadaran dari para pengunjung untuk mendukung keindahan dan kebersihan di sekitar pantai. Namun berbanding terbalik, bukannya bersih, tetapi malah boleh dikata sampah plastik dan botol bekas air minum pengunjung, demikian juga sampah-sampah dari sisa-sisa makanan juga terlihat bertebaran di sekitar bibir Pantai Datok.

Satu kata yaitu kesadaran. Sepertinya kesadaran dari beberapa oknum pengunjung yang mengunjungi jika boleh dikata masih rendah. Tong-tong sampah terlihat ada yang tidak terisi dan kebanyakan kosong. Nampaknya, niat dari para pengunjung bukan masalah kebersihan tetapi hanya sekedar penikmat keindahan Pantai, tetapi sejatinya keindahan pemandangan sayang jika dirusak oleh sampah-sampah yang berserakan.

Sampah Plastik pun terlihat bertebaran disekitar Pantai. Foto 6 dok. Petrus Kanisius

Padahal, tidak sedikit tong-tong sampah yang tersedia di Pantai Pulau Datok sebagai wadah dari sampah itu sendiri, namun ya lagi-lagi bukan karena tidak adanya tempat sampah tetapi karena masih kurangnya kesadaran dari warga untuk membuang sampah pada tempatnya.

Tentunya, hal ini sangat disayangkan. Obyek Wisata yang indah tidak seharusnya dirusak oleh pemandangan sampah yang bertebaran di sana-sini di sekitaran pantai. Ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah setempat. Jika sampah-sampah tersebut kian hari kian menumpuk dan bertebaran di sekitaran pantai sudah pasti akan menjadikan pantai kian kotor.

Selain itu juga mungkin boleh jadi akan berdampak pada makhluk hidup yang hidup disekitaran pantai tersebut. Mengingat, sampah seperti kantong plastik jika ditiup angin akan beterbangan kesana-kemari bahkan mungkin terbawa angin hingga ke bibir pantai dan sudah pasti dan boleh jadi, yang rawan adalah seperti jenis ikan ataupun penyu bisa saja menyangka sampah-sampah tersebut makanan mereka dan mereka memakannya yang berakibat pada kematian.

Sampah Plastik pun terlihat bertebaran disekitar Pantai. Foto 3 dok. Petrus Kanisius

Tata aturan seperti Perda tentang sampah sejatinya dalam waktu sudah harus ada jika Kabupaten Kayong Utara ingin memajukan pariwisata Pantai Pulau Datok. Dengan adanya Perda setidaknya bisa menjadi penguat untuk larangan dan sanksi yang jelas bagi pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Selain itu juga, perlu kiranya pengurus khusus (petugas sampah khusus) yang menangani sampah-sampah yang ada di Pantai Datok. Setidaknya, dengan adanya Perda paling tidak sampah-sampah bisa teratasi dan dapat diolah.

Tidak untuk menilai, tidak juga dianggap paling peduli atau sok peduli. Ini tentang keprihatinan terhadap sampah-sampah yang tidak ditangani dan tidak diperdulikan. Sejatinya, kepedulian dari semua pihak sudah semestinya untuk dilakukan terkait hal ini (masalah sampah). Sayang rasanya jika keindahan dari panorama pantai yang indah bersama hutan disekelilingnya dirusak oleh pemandangan sampah yang ada.

Destinasi Wisata yang baru berupa Wisata Religi di Masjid Agung Osman Al-Khair. Foto 3 dok. Petrus Kanisius

Saat ini pula ada destinasi wisata yang baru berupa wisata religi di Masjid Agung Osman Al-Khair. Terlihat, ramai pengunjung yang mengunjungi tempat ini. Beberapa diantara pengunjung terlihat bersemangat untuk beribadah dan yang lainnya berfoto-foto ria.  Semoga saja, disekitaran Masjid sampah-sampah tidak bertebaran. Sejauh ini terlihat, keadaan kebersihan di sekitar masjid masih terjaga. Berharap hingga nanti, sampah-sampah tidak mengotori tempat ini.

Destinasi Wisata yang baru berupa Wisata Religi di Masjid Agung Osman Al-Khair. Foto 1 dok. Petrus Kanisius

Semoga saja, kesadaran dari para pengunjung dilain waktunya berkunjung bisa peduli dengan sampah di tempat-tempat wisata yang ada dengan membuang sampah pada tempatnya dan ada perhatian dari semua pihak terkait tentang hal ini.

Buanglah Sampah Pada Tempatnya (Kotak Sampah)! Sayang jika potensi keindahan pulau Datok dan sekirarnya dirusak oleh sampah. Jika tidak ada kepedulian dari semua bukan tidak mungkin orang akan enggan untuk berkunjung. Mengingat, kebersihan dan keindahan menjadi nomor satu pandangan mata bagi para pelancong penyuka keindahan.

Destinasi Wisata yang baru berupa Wisata Religi di Masjid Agung Osman Al-Khair. Foto 2 dok. Petrus Kanisius

Petrus Kanisius-Yayasan Palung



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline