Lihat ke Halaman Asli

Petrus Kanisius

TERVERIFIKASI

Belajar Menulis

[Rindu] Ayah Aku Rindu

Diperbarui: 7 September 2016   18:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayah aku rindu. Foto ilustrasi dok. Wahyudin Lukman

Telah 18 bulan engkau berpulang, aku sungguh sangat rindu kepadamu.

Rinduku tidak lain karena engkau ayahku.

Rinduku tidak lain pula karena aku rindu kasih sayangmu yang apa adanya, tulus, iklhlas juga sabar melayaniku yang selalu rewel.

Rinduku padamu, rindu kami sekeluarga kepadamu.

Mungkin rinduku tidak sebanding dengan pengorbananmu selama engkau bersama ibu  mengasuh, merawatku dari kecil hingga aku dewasa.

Rinduku ingin bertemu, ingin becengkrama, bertutur dan saling menyapa.

Rindu nasehat, rindu akan ayah yang tak pilih kasih kepada anak-anaknya.

Ayah, aku sungguh rindu. Rindu tentang ceritamu dulu tentang pesan-pesanmu yang bukan hanya sangat berarti tetapi tentang engkau yang membentuk kami anak-anakmu untuk belajar mandiri kepada diri sendiri dan belajar bersyukur walau acap kali lupa.

Mungkin rinduku tidak sebanding dan tidak bisa membalas seperti kebaikanmu yang tanpa lelah mencari nafkah bagi kami.

Aku rindu Ayah, Aku ada karena engkau. Engkau pemberi semua yang engkau punya. Kasihmu pun belum sempat aku membalas.

Rinduku karena aku ingin mengadu. Mengadu karena aku masih belum bisa sepertimu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline