Lihat ke Halaman Asli

Petrus Kanisius

TERVERIFIKASI

Belajar Menulis

Rumah Itu Bernama Bumi

Diperbarui: 15 Juli 2016   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bumi menangis dalam diam. Foto dok. Yayasan Palung

Bumiku, tempatku berdiam dari dulu, kini, mudah-mudahan hingga nanti tetap menjadi rumah.

Bumiku kini, tidak lagi seperti dulu.

Kini, atapnya sudah semakin bocor.

Tidak semua yang merasa nyaman lagi tinggal di bumi ini.

Itu kata sebagian besar orang yang mengaduh hingga gaduh, mengapa bumi bocor.

Kerap kali gaduhan tentang panas membakar kulit, sejut hingga membeku.

Tak sedikit yang merusak dibanding merawatnya, tidak menegok usia semakin tua renta.

Aku tidak mengeluh, mungkin itu yang bisa bumi katakan.

Tetapi bumi dengan sabar melihat tingkah polah penghuninya yang memperlakukannya dengan penuh sabar namun sejatinya sekarat.

Entah, hingga kapan waktu akan berujung untuk menengok apakah rumahku bernama bumi ini bisa pulih atau semakin sakit?.

 Entahlah, bumiku tetap rumahku hingga kapanpun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline