Lihat ke Halaman Asli

Tiga Bocah Pembunuh Ular Berkepala Dua

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Hendra Subrata

Ketika kecil, kami ( saya 9thn, 2 adik saya 8 & 7 thn ) tinggal di rumah yang luas halaman belakangnya di Kalimantan. Kami selalu bermain bersama.

Suatu hari, kami berniat memancing ikan gabus di kolam halaman rumah. Seperti biasa, kami mencari cacing sebagai umpan. Saya mulai menggali tanah yang gembur. Ketika menggali, bukan cacing yang saya temukan, melainkan seekor ular ( warna hitam dengan belang2 merah dan putih ). Seketika saya memanggil kedua adik saya. Serentak, kami memukul kepala ular tersebut ( ibu sudah berpesan, bahwa ular itu berbisa dan mematikan kalau digigit, dan memukul ular harus pada bagian kepalanya ).

Ketika kami sibuk memukul kepala ular dengan ranting, adik saya yang kedua melihat bahwa ternyata ular tersebut mempunyai satu kepala lagi di bagian ekornya. Tanpa pikir panjang, kamipun memukul kedua kepala ular tersebut dengan ranting kayu. Saya masih ingat, ular tersebut begitu panik dan berusaha meloloskan diri sampai hembusan napas terakhirnya.

Kami berjanji tidak memberitahu ibu. Bahkan, sampai saat inipun, ibu tidak pernah tahu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline