Lihat ke Halaman Asli

Pirman Maolana

Pengkhayal

Non-Konformitas

Diperbarui: 4 Juli 2024   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

konformitas merupaka perubahan sikap dan perilaku individu sebagai akibat dari adanya tekanan yang dibentuk oleh suatu kelompok, dimana individu berusaha agar sesuai dengan norma -- norma yang ada didalam kelompok tersebut. Manusia memiliki dorongan alami untuk terhubung dengan orang lain dan diterima dalam kelompok.

Di era modern yang penuh dengan standar dan ekspektasi, konformitas seringkali digembar-gemborkan sebagai kunci untuk diterima dan sukses. Namun, di balik kepatuhan terhadap norma dan nilai yang berlaku, terdapat konsekuensi negatif yang dapat menghambat individualitas, kreativitas, dan kebahagiaan kita.

Konformitas bagaikan belenggu yang membatasi diri kita untuk menjadi versi terbaik. Padahal tanpa konformitas, kita bisa membuka diri untuk mengekspresikan diri secara autentik, tanpa terikat pada ekspektasi dan norma yang dipaksakan oleh orang lain. Kita bebas untuk mengeksplorasi minat, bakat, dan potensi diri yang unik, tanpa rasa takut akan penilaian atau penolakan.

Tetapi sayang nya kita selalu di paksa untuk mengikuti arus karena  manusia seringkali mendambakan rasa aman dan keinginan untuk di terima di lingkungan nya karena konsekuensi sosial nya diskriminatif terhadap perbedaan sehingga menciptaan ketakutan bagi kita untuk bisa autentik sehingga kadang kita kehilangan kepercaya dirian untuk bisa mengekspresikan diri dan mengembangkan ide ide baru 

Konformitas membuat kita jadi terjebak dalam norma dan nilai yang tidak sesuai dengan prinsip dan keyakinan kita. Karena kita selalu dintuntut untuk mengikuti ekspektasi orang lain

Konformitas, dengan sifatnya yang homogen, cenderung menghambat pemikiran kritis dan kreativitas. 

Menjalani hidup sesuai dengan ekspektasi orang lain mungkin memberikan rasa aman dan diterima, namun kebahagiaan sejati datang dari hidup yang autentik dan sesuai dengan nilai-nilai yang kita pegang.

Menolak konformitas bukan berarti menentang semua aturan dan norma. Melainkan, mencoba berani untuk menjadi diri sendiri dan mengikuti keyakinan dan nilai kita sendiri, bahkan ketika itu berbeda dari orang lain.

Menolak konformitas memungkinkan kita untuk menentukan tujuan hidup kita sendiri, mengejar apa yang kita sukai, dan berkontribusi pada hal-hal yang penting bagi kita. Hal ini ultimately leads to a more fulfilling and meaningful life.

Konformitas mendorong keseragaman dan menekan perbedaan. Menolak konformitas berarti menghargai keberagaman dan inklusi. Kita menerima dan menghormati perbedaan pendapat, budaya, dan latar belakang. Hal ini menciptakan lingkungan yang lebih terbuka, toleran, dan kaya akan ide-ide baru.

Dunia tidak selalu berjalan dengan sempurna. Ada ketidakadilan, ketidaksetaraan, dan permasalahan yang perlu diubah. Menolak konformitas memberi kita keberanian untuk menyuarakan pendapat, menantang norma yang tidak adil, dan memperjuangkan perubahan positif.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline