Lihat ke Halaman Asli

Pirlo Luron

Mahasiswa

Pukulan Telak Bagiku

Diperbarui: 16 Januari 2025   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pukul 08:15 aku berada di depan ruangan UAS, ruangan itu dipenuhi oleh peserta ujian akhir semester. Saat itu juga aku sempat terlambat dalam hitungan menit bukan detik, keterlambatan waktu membuatku tak sempat masuk dalam ruangan ujian itu, karena dengan alasan terlambat 15 menit terhitung dari jam proses ujian berlangsung,dan itu aku sangat menyadari bahwa diriku memang terlambat dengan waktu berdasarkan tata tertib yang di buat oleh panitia ujian. 

Saat kaki kiriku berada di depan pintu ruangan ujian,aku sempat ditanya salah seorang dosen pengawas ujian"kamu mahasiswa dari mana,dan kamu mahasiswa program studi apa?, mendengar pertanyaan itu yang diucapkan dari bibir seorang ibu dosen pengawas ujian membuat buluh tanganku merinding,dan aku pun tak sempat menjawab pertanyaan dari seorang dosen pengawas, karena aku tahu aku adalah mahasiswa di kampus itu,dan aku juga salah satu mahasiswa di program studi pendidikan ekonomi. 

Saat kehadiranku disitu membuat suasana ujian jadi ribut dalam keheningan itu. Aku sempat menjawab dalam hati"Aku adalah mahasiswa bukan mahasiswa,ujarku sambil berdiri memegang pagar yang jadi tempat sandaranku.

 Mendengar ucapannya itu,aku langsung berpaling muka dan berbalik belakang  mencari ruang untuk menghindari dari ruangan ujian. sekitar pukul 08:30 aku mulai mencari tempat dan ruang untuk berdiskusi mencari solusi.

 Lopo kampus adalah tempat dimana aku menemukan solusinya,dan aku terburu-buru mencari ibu ketua program studi (Kepro) agar persoalan perlu didiskusikan bersama dengan ibu ketua program studi. Setelah aku bertemu dengan ibu kepro,aku mulai menceritakan kronologis kejadian itu,karena bagiku aku terlambat baru pertama kali sejak aku dinobatkan sebagai mahasiswa.


Waktu terus berlalu,aku pun jadi cemburu dan cemas. Ketika aku bertemu dengan ibu kepro perasaanku semakin cemas dan emosional ku tak pernah redup. Dihadapan ibu Kepro aku sempat bertanya" ibu, apakah tata tertib UAS ini hanya berlaku untuk saya sendiri,atau berlaku untuk semuanya" ibu Kepro diam dan menyimak pertanyaan ku,saat itu juga ibu Kepro berkata "Luron, semua masalah ini perlu di selesaikan dengan kepala dingin bukan secara emosional,dan aku pun jadi diam dan termenung dalam hati, pikiran ku mulai terganggu dengan situasi,namun aku terus bertanya tanpa memberikan kesempatan buat ibu Kepro, merah mukaku semakin memanas dan semakin tersiksa dengan waktu,aku pun merasa bahwa diriku tak pantas dihadapan ibu karena aku tahu,aku baru pertama kali terlambat sejak aku menjadi mahasiswa.

 Setelah aku mendengarkan arahan dari ibu Kepro, emosional ku semakin redup dan batinku semakin tenang untuk mencari solusi.


 Tepat pukul 10:00,lagi-lagi aku berusaha menghadapi ibu Kepro untuk mencari solusi supaya masalah ini cepat diselesaikan bersama, setibanya aku di ruangan Kepro,aku mulai duduk dan mendengarkan arahan dari ibu, nasehat dan motivasi dari ibu sangat terkesan bagiku dengan bahasa dari kata yang diucapkan oleh ibu Kepro hatiku semakin tak sanggup lagi untuk menerima tantangan ini,tapi aku berpikir semuanya ini karena ujian bukan proses kegiatan belajar mengajar seperti hari-hari biasa,aku pun mengalah dan terus berusaha untuk mencari pendekatan secara emosional. 

Diakhir dari ucapan ibu Kepro,aku mulai memutuskan untuk menghindari diri dari masalah, bukannya aku takut tapi aku perlu merubah karena aku sadar bahwa aku adalah anak miskin yang tak punya apa-apa, bukan aku anak orang bos.


 Teriring waktu aku berpamitan dengan ibu kepro. Perasaanku  semakin gelisah dengan situasi yang ada,aku bertanya dalam hati"bagaimana jika aku gagal karena tata tertib ujian ataukah aku gagal karena apa?". 

Momentum hari ini bagiku sangat sial bahkan sangat buruk dalam hidupku,langkah demi langkah aku mulai menceritakan lewat goresan pena hitam pada lembar guram tanpa nama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline