Faktor Kurangnya Edukasi serta Pengawasan Orang Tua Pemicu Remaja Membunuh Bocah Demi Menjual Ginjal
Beberapa hari yang lalu Indonesia dikejutkan dengan berita mengenai sebuah pembunuh yang dilakukan oleh dua orang remaja. Seperti yang diberitakan oleh media massa ataupun media sosial, bahwa terjadi pembunuhan terhadap seorang anak SD di Makassar. Korban yang bernama Muh Fadli Sadewa tewas setelah diculik dan dibunuh oleh dua remaja yang berinisial AD (17) dan MF (14). Mengenai kasus pembunuhan tersebut pihak kepolisian bertindak cepat dan segera menangkap pelaku atas pembunuhan serta penculikan tersebut. Setelah melakukan investigasi serta pencarian atas pelaku tersebut, pihak berwajib berhasil menangkap para pelaku tersebut.
Setelah melalu interogasi serta olah TKP dan kejadian, diketahui bahwa motif sang pelaku tergiur akan harga jual organ dalam manusia. Dari tanggapan pelaku polisi mengusut latar belakang pelaku, yang ternyata latar belakang semua kejadian ini bukan hanya sebatas tergiur akan harga yang mahal dari organ dalam manusia akan tetapi faktor ekonomi dari kedua pelaku tersebut yang mendorong untuk melakukan aksi kejam tersebut. Dan ternyata di Indonesia penjual atas organ tubuh manusia itu dilarang bahkan tercantum dalam Pasal 65 dan Pasal 192 UU No. 36 Tahun 2009, PerMenKes No. 38 Tahun 2016, serta PP No. 18 Tahun 1981.
Hal yang ingin saya harus bawahi adalah edukasi terhadap seorang anak dalam bermain atau menggunakan internet. Kenapa edukasi itu penting dan menjadi pusat perhatian orang tua terhadap anaknya? Karena menurut saya pribadi kasus ini terjadi karena kurangnya sebuah pengawasan serta edukasi terhadap anak, yang mana seharusnya seorang anak tidak mungkin tahu apa-apa mengenai sebuah penjualan dari organ tubuh manusia.
Akibat kurangnya pengawasan serta edukasi membuat seorang anak itu tidak mengetahui apakah yang ia lihat di dalam sebuah internet benar atau tidak? Jika sang anak dibiarkan bebas dalam melihat apa yang ia lihat di internet, bukankah peran seorang orang tua dipertanyakan? Kenapa bisa seorang anak yang dibawah umur melihat bahkan mengetahui yang seharusnya tidak ketahui di usia yang terbilang masih dibawah umur bahkan berani dalam mempraktekkan apa yang sudah dilihatnya.
Dengan orang mengawasi serta memberikan sebuah edukasi terhadap apa yang dilihat anak akan menjadi sebuah pemikiran yang tertanam didalam pikiran si anak tersebut. Bahwa hal yang ia terima dari edukasi orang tua nya itu bukanlah sesuatu yang lantas untuk dilihat seorang anak.
Bukan berarti selaku orang tua mengekang atau membatasi seorang anak dalam menggunakan sebuah internet, tetapi seenggak selalu orang tua tahu apa yang dilihat oleh anaknya di internet tidak dibiarkan begitu saja. Dan juga menurut saya terjadinya kasus pembunuhan ini kembali membuat orang tua sadar akan bahayanya sebuah internet tanpa pengawasan ataupun edukasi dari orang tua, orang terdekat atau bahkan dari orang dewasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H