Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Sebelum Musnah, Manichaeisme Pernah Berjaya di Eranya

Diperbarui: 18 Agustus 2024   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Buku Tokoh Penemu Hebat Dunia (Pribadi)


Ketika mengacak-acak meja belajarnya anak-anak. Tanpa sengaja saya melihat sebuah buku yang tersimpan dalam laci. Ketika saya tanya, buku tersebut dipinjam dari mana. Anak laki-laki saya yang nomor tiga menjawab, buku tersebut dipinjamnya dari Perpustakaan di sekolahnya.

Menyimak judulnya Tokoh-Tokoh Penemu Hebat Dunia, karya Tri Evendi, Penerbit AMPEN Gunungkidul ini mencuri perhatianku. Tak butuh waktu lama, perlahan namun pasti, lembar demi lembar saya buka.  

Tertulis daftar isi nama-nama tokoh hebat dunia yang tertera dalam buku tersebut. Dari sekian nama tokoh hebat dunia, lantas menemukan sebuah nama "Mani". Kaget dengan nama tokoh tersebut, saya pun membaca sosok yang dimaksud.

Buku tersebut tak banyak mengulas sosok Mani. Selain bahwa Nabi Mani dari abad ke-3 M adalah pendiri Manichaeisme, semacam "agama" yang kendati kini sudah lenyap, pada jamannya punya banyak sekali pengikutnya.

Agama yang didirikan oleh Mani merupakan perpaduan menarik dari berbagai agama yang telah ada sebelumnya. Mani mengakui Zoroaster, Buddha, dan Yesus sebagai nabi sejati. Tapi, dia mengaku mendapat "wahyu" yang lebih belakangan dan lebih lengkap dari semua yang disebutkan sebelumnya.

Berasal dari Timur Tengah, Manichaeisme menyebar luas. Ke barat sampai menyentuh pantai Samudera Atlantik, ke timur hingga menyentuh pantai Samudera Pasifik Agama itu dapat bertahan hingga ribuan tahun.

Mani, seorang nabi yang diakui dalam beberapa tradisi agama, terutama dalam agama Manikheisme, dikenal sebagai pendiri agama tersebut. Namun, rincian tentang orang tua Nabi Mani tidak banyak dibahas dalam sumber-sumber sejarah.

Beberapa sumber sejarah menyebutkan bahwa ayahnya bernama Fatik dan ibunya bernama Mariam. Fatik adalah seorang yang berasal dari kalangan zoroastrian, sedangkan ibunya diketahui adalah seorang wanita dari keluarga Kristen. Perpaduan ini diperkirakan mempengaruhi pandangan spiritual Mani.

Nabi Mani (atau Mani) lahir sekitar tahun 216 Masehi di wilayah yang kini dikenal sebagai Iran. Agamanya, Manikheisme, menggabungkan elemen-elemen dari berbagai tradisi keagamaan seperti Zoroastrianisme, Kristen, dan Buddhisme, dengan fokus pada dualisme antara terang dan gelap.

Mani mengklaim bahwa ia adalah penerus dari para nabi sebelumnya, seperti Zoroaster, Buddha, dan Yesus, dan berusaha untuk menciptakan sebuah ajaran universal yang dapat menyatukan berbagai tradisi keagamaan. Ajaran Manikheisme menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk ke Cina dan Eropa, tetapi akhirnya mengalami penurunan dan hampir punah pada abad pertengahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline