Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Mangrove Sang Pelindung Daerah Pesisir dari Degradasi

Diperbarui: 3 September 2023   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mangrove di Kampung Toe, Jalan Poros Makassar Pare-pare, Dusun Pallambarae Desa Siddo, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru (Dokpri/Subhan)


Selain bermanfaat menjaga kualitas air, penyerap emisi karbondioksida, penghasil oksigen, sebagai lokasi edukasi dan ekowisata, mencegah intrusi air dan abrasi, habitat bagi para makhluk hidup. Mangrove disebut alat peredam ombak alami. Mangrove dikatakan sebagai alat peredam ombak alami di daerah pesisir. Pasalnya kerapatan akarnya begitu kekar menghujam bumi, cukup ampuh meredam hempasan gelombang laut yang menyebabkan degradasi.

Mangrove merupakan suatu ekosistem pada wilayah intertidal atau pada wilayah pasang surut dengan interaksi yang kuat antara laut, payau, sungai dan terestrial. Interaksi ini menjadikan ekosistem mangrove mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi baik berupa flora maupun fauna. Jadi dapat diketahui bahwa mangrove adalah ekosistem yang berada di daerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut sehingga selalu tergenang air. Setiap ekosistem pastinya memiliki ciri-ciri tersendiri, baik ekosistem yang ada di darat maupun yang di laut.

Karakteristik yang dimiliki ekosistem mangrove tentunya didominasi oleh tanaman mangrove yang merupakan jenis tanaman yang hidup pada daerah pesisir dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan memilki akar yang mencuat ke permukaan. Bentuk akar tersebut merupakan salah satu adaptasi mangrove, akar nafas pada mangrove merupakan perpanjangan dari akar utama.  

Mangrove di Kampung Toe, Jalan Poros Makassar Pare-pare, Dusun Pallambarae Desa Siddo, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru. (Dokpri/Subhan)

Mangrove di Kampung Toe, Jalan Poros Makassar Pare-pare, Dusun Pallambarae Desa Siddo, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru. (Dokpri/Subhan).

Karakteristik ekosistem dari mangrove hidup di daerah payau, merupakan pertemuan antara air asin dan air tawar atau disebut dengan daerah pesisir. Kemudian sangat dipengaruhi pasang surut air laut, berada di daerah berlumpur dan jenis tanaman yang toleran terhadap kadar garam atau bersalinitas, lalu memiliki zona yang berlapis.

Dari berbagai sumber online, hutan Mangrove banyak ditemui di banyak daerah di Indonesia antara lain di sumatera terdapat di kampung Nipah kabupaten Serdang Begadai Sumatera Utara. Di Bali terdapat di bagian selatan Bali di teluk Benoa Kabupaten Badung. Di pulau Jawa terdapat di Muara Angke dan Pantai Indah Kapuk di Jakarta, Muara Gembong di Bekasi, Kulonprogo di Jogjakarta dan Wonorejo di Surabaya. Di pulau Kalimantan terdapat di Balikpapan dan Pulau Tarakan.

Di Sulawesi terdapat di Desa Bahowo Sulawesi Utara, selanjutnya Hutan Mangrove Tongke-Tongke di Kabupaten Sinjai, lalu Hutan Mangrove Lantebung Makassar di Kecamatan Tamalanrea Kelurahan Pai Makassar, Sulawesi Selatan. Dari penelusuran melalui internet, Vegetasi Mangrove Lantebung didominasi jenis Rhizopora mucronata.

Keberadaan mangrove sangat banyak manfaatnya secara ekonomi, misalnya usaha pertambakan, pertanian, pemukiman, pariwisata dan lain sebagainya.

Makassar juga memiliki Hutan Mangrove Untia terletak di Kelurahan Untia Kecamatan Biringkanaya Provinsi Sulawesi Selatan dan masih banyak lagi untuk disebutkan. Karena lokasinya yang berada di pesisir, Kecamatan Untia disebut juga perkampungan nelayan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline