Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Puisi | Sobat Tercantikku

Diperbarui: 26 Juli 2023   05:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: pixabay.com

Wahai sobat tercantikku...
Bahagiamu, bahagiaku...

Masih ingatkan, ketika beban kehidupan menghampiri, dimana saat itu kepalamu menyandar penuh haru.....

Tanpa terasa buliran bening itu membasahi bahu, saat itu pula anganku berselancar sembari membelai penuh kasih, telingaku seakan milikmu...

Wahai sobat tercantikku, hingga sekarang bahu ini akan selalu menjadi sandaran keluh kesah berbagi cerita pahit getirnya kehidupanmu.....

Aku tahu diri kok, itu pilihan orang tua juga pilihanmu, suka tidak suka itulah pahitnya kehidupan, bak cerita bersambung, kau utarakan tak kunjung usai

Sekian lama waktu terlampaui, sedari gadis hingga sekarang kecantikanmu tak pernah memudar....

Namun begitu jangan lupa hargai aku, sampai saat tak secuil kisahmu tidak ku ketahui lagi....

Hari-harimu mungkin penuh suka dan duka, akulah sahabat pilihan yang paling engkau percaya

Kini...
Bahu ini bukan lagi tempatmu bersandar, telinga ini tidak lagi menjadi pendengar celotehanmu

Aku tak lagi jadi pilihanmu, sebab telah ada dia dalam relung hatimu...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline