Saat sakaratul maut merenggut, semua kesombongan diri tiada arti....Hanya rasa takut dengan segala kengeriannya merasuki qalbuku yang cupu....
Sebuah perpisahan tanpa kata, selamat tinggal non hambatan, gratisnya begitu nyata....
Kemacetan lalu lintas tak menghalangi nyawa pamit dari raga.....ampun kengeriannya terkenang di depan mata dan kepala....nyata adanya....
Tanpa aba-aba, panggilan itu merapal menghujam sukma, nikmatnya hidup hancur lebur, seketika sirna tiada sisa....
Harta benda tiada kau bawa, tinggallah amal perbuatan pendamping dalam kesunyiannya....
Sontak saja, bibir pilu membisu, kaku membeku sedingin salju, lalu berlalu
Selamat tinggal yang begitu perih, menguras air mata, meninggalkan jutaan duka lara...
Sebelumnya terlupakan, ucapan kalimat syahadat oleh bibir pendosa, dan tak pernah mengingat kebesaran-NYA.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI