Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Ada yang Ganjil Saat Ngabuburit di Masjid Raya Makassar

Diperbarui: 7 Mei 2021   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngabuburit di Mesjid Raya (dokpri/Subhan)

Memasuki 10 terakhir merupakan malam-malam ganjil di bulan suci ramadan, yang tadinya cuacanya panas, mendadak hujan begitu deras mengguyur kota Makassar bahkan belahan dunia.

Meskipun hujan membasahi kota Daeng tidak menyurutkan niat baik kami untuk ngabuburit ramadan ke Masjid Raya Makassar. Rabu (5/5/2021).

Selain beribadah juga ingin merasakan kemeriahan buka puasa bersama jama'ah Masjid Raya Makassar. Memang tak seramai dulu lantaran wabah pandemi, namun pemandangan tersebut masih dapat dijumpai, meskipun sederhana.

Pengurangan jatah buka puasa dari Pengurus Masjid Raya Makassar Sulawesi Selatan ini bukannya tanpa sebab, dikarenakan penerapan menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan dan tidak berkerumun. Hal ini mengingat aturan penerapan Protokol Kesehatan Coronavirus Diasease (COVID-19) wajib dipatuhi.

Selain ngabuburit sekaligus sholat Maghrib berjamaah juga bisa merasakan pengalaman menunaikan ibadah dalam suasana berbeda di mesjid terbesar kedua setelah Mesjid Al Markaz Al Islami.

Sayangnya cuaca yang kurang bersahabat membuat kami harus pulang lebih awal setelah sholat Maghrib. Rencana mengikuti taraweh bahkan i'tikab di Mesjid Raya urung terlaksana.

Pemandangan ganjil lain selama pandemi covid-19, tidak lagi terpajangnya Al Quran berukuran raksasa, dimana sebelumnya selalu kami jumpai ketika bertandang di Mesjid Raya.

Sebagaimana informasi yang beredar, Al Quran raksasa merupakan ikonik Mesjid Raya terpajang di lantai 2 Masjid Raya Kota Makassar berukuran 1 x 1,5 meter itu tidak lagi nampak dari pandangan mata jama'ah. Ini keganjilan selain malam ganjil saat ngabuburit di Masjid Raya Makassar.

Sebagaimana uraian diatas bahwa 10 terakhir bulan suci ramadan turunnya malam lailatul qadr. 

Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: "Lailatul Qadr (terjadi) pada sepuluh malam terakhir, barangsiapa yang menghidupkan malam-malam itu karena berharap keutamaannya, maka sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang, dan malam itu adalah pada malam ganjil, ke dua puluh sembilan, dua puluh tujuh, dua puluh lima, dua puluh tiga atau malam terakhir di bulan Ramadhan.

Sayangnya, di indonesia ritual beri'tikaf di Masjid sepi peminat, terlebih bagi ASN, Pegawai Swasta, TNI dan Polisi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline