Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Salat Cegah Keji dan Mungkar, Berzkir Obat Penenang Penyakit Hati

Diperbarui: 16 Februari 2020   13:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tausiyah Ustadz Ridwan (dokpri).


Makassar-Dzikir akbar di Masjid Al Hijrah  yang beralamat di Jalan Bone Raya Perumnas Sudiang, melaksanakan acara dzikir akbar dimulai  sesudah shalat Isya berjamaah. Pukul. 20.00  WITA. Sabtu 15 Februari 2020 berlangsung khusyu'.Disela diskusi, ustadz menuturkan, pengejawantahan kopi itu hadir dari mana orang itu memandangnya. Misalnya orang bicara warna kopi, sementara orang lain bicara asal muasal kopi.

Sementara yang lain bicara wujud kopi, orang lain berbicara campuran kopi. Begitu pula berbicara islam landasannya ada, rujukannya ada, yaitu Al quran dan Hadist. Al Quran berbicara akherat sementara Hadist bicara duniawi.

Makanya Al Quran mengatakan, contoh manusia yang sempurna adalah Rasulullah, itulah landasannya. Di luar itu semua adalah penafsiran-penafsiran. Yang menafsirkan Al Quran, yang menafsirkan Hadist akan menafsirkan berdasarkan latarbelakang disiplin ilmu dan pengalamannya.

"Saya tidak pernah menyalahkan siapapun, apalagi mengatakan si A lebih baik dari B, apa barometernya. Paling barometernya lahiriyah, tapi rohaninya tidak ada yang tahu," jelasnya.

Al quran bercerita bagaimana ciri-ciri orang murtad, ciri-ciri orang munafik. Munafik itu kan sifat seseorang. Sekarang bagaimana mengklaim seseorang itu munafik, karena di kemas dalam akhlaq yang baik. Jadi yang utama cukup jalankan rukun islam, sederhana saja.

Dzikir di Masjid Al Hijrah Perumnas Sudiang (dokpri)

Kenapa?  Karena semua ibadah dalam rukun islam itu ada fungsinya. Contohnya sholat  fungsinya, kata Al Quran sholat berfungsi mencegah perbuatan keji dan munkar.

Kita harus pahami apa itu perbuatan keji, apa itu munkar. Keji itu hablum minnas, makna kata keji adalah sifat kebinatangan. Kalau ada orang menyakiti hati saudaranya, sementara dia rajin shalat, maka bukan shalatnya yang salah, tapi manusia mempertanyakan kualitas sholatnya. Karena sholat itu belum mampu mencegahnya dari menyakiti hati orang lain.

Jadi yang benar, islam itu bagaimana memperbaiki diri, caranya dengan memperbaiki ibadah. Secara otomatis ibadah itu tujuannya hablum minnanas dan hablum minnallah. Sederhana saja.

Dikatakan Ustadz Ridwan, salah satu bentuk nikmat Allah SWT adalah nikmat iman sebagai hidayah dari Allah SWT.

Allah menyapa kita dengan sifat rahmannya, dengan rahimnya, ibaratnya bagaimana perasaan seorang anak disapa ibunya, dipeluk, perasaannya bagaimana? Tenang.

Nah, bagaimana kalau Allah memeluk kita dengan sifat rahmannya, itulah ketenangan. Apabila dikembalikan ke Al Quran, hanya dengan mengingat Allah akan melahirkan ketenangan, sehingga hati menjadi tenang," sebut ustadz Ridwan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline