Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Internet dan Bencana Alam

Diperbarui: 6 Februari 2019   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Saya termasuk orang gagap teknologi, akhirnya suka tidak suka, mau tidak mau seiring perkembangan jaman turut mempengaruhi gaya hidup manusia. Jika dahulu ada namanya belajar kelompok dan bertatap muka, lalu bersama membedah isi buku mengerjakan soal-soal di sekolah.

Sekarang, pemandangan seperti itu mustahil terjadi, bahkan dianggap udik, segala rupa belajar dan membuka buku, tergantikan kecanggihan teknologi, tanpa harus bertatap  muka pun soal-soal pelajaran begitu gampangnya rampung. Seperti inilah bayangan dunia internet.

Era Millenium sekarang ini keberadaan internet merupakan kebutuhan primer. Gaptek atau gagap teknologi bukan alasan untuk tidak mengenal internet.

Keberadaan buku tergantikan oleh koneksi internet, apapun dibutuhkan tersedia di internet. Mau apapun tanpa harus kemana-mana, kita menemukan apapun yang kita inginkan, hanya klik lalu searching mesin GOOGLE memuaskan gairah pengguna internet.

Masalahnya tat kala koneksi internet macet atau lalot, penggunanya pada sakit jiwa. Mencak-mencak tak karuan, segala cara ditempuh guna mendapatkan koneksi internet ketimbang memikirkan musibah bencana alam.

Bencana, seakan tiada arti, meski alam sekitarnya lagi pada sekarat di berbagai lokasi bencana alam. Asal ada internet, meski berkorban kuota bencana alam hanya ungkapan belasungkawa.

Memang diakui Pemerintahan jaman sekarang pada mengalami kelumpuhan ketika internet padam. Hal ini tentu menyebabkan kerugian yang ditimbulkannya.

Sebaliknya, bencana alam agaknya tak mempengaruhi gaya hidupnya, yang jauh dari nalar sehat. Saking akutnya, kecanggihan teknologi informasi dimanfaatkan untuk "menjual diri" atau personal branding demi popularitas semata.

Patut disayangkan terkadang penggunanya kebablasan, fasilitas negara seakan milik pribadi. Selalu merasa kurang puas dengan bandwitch, padahal negara telah menggaji ASN dan tenaga Honorer.

Silahkan manfaatkan internet sebijak-bijaknya, biasa kirim surel tersendat, jangan sampai merugikan pengguna lain. Orang yang punya alat-alat elektronik berupa smartphone/gadget maksimalkan perangkat tersebut akan hal-hal yang bermanfaat.

Bukan bermaksud menggurui, sekedar mengingatkan sesama pengguna, manfaatkan internet secara positive agar tidak tersesat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline