Merek Dagang Coto Cetar Membahana Nusantara
Cerita ini berawal ketika saya, sepulang dari salah satu Bank Syariah di Makassar, saat itu kepengennya membeli bakso Toddopuli atau baksonya Makassar, akan tetapi karena sesuatu dan lain hal bahan utama bakso belum datang, terpaska saya putar haluan berjalan kaki mencari warung terdekat.
Nyatanya maksud hati memeluk gunung apalah daya tangan tak sampai, maksudnya penasaran akan kuliner bakso toddopuli, malah ketemunya warung coto. Berhubung perut tidak mampu diajak kompromi mampirlah saya ke warung coto. Selasa (9/10/2018).
Merek dagang warung coto di Makassar ini memang cetar membahana nusantara, bukannya tanpa sebab. Pemberian nama merek dagang warung coto rupanya mempengaruhi omset harian, maka tidaklah heran apabila pedagang coto ini bertitel haji, padahal hanya berjualan coto.
Bagi orang yang baru menginjakkan kaki di kota Makassar, pasti kagok dengan cara makan coto, terutama proses pencongkelan ketupatnya, alhasil kuah coto akag tumpah kemana-mana. Tentu malu dong diliatin pembeli lain.
Merek Dagang Coto Cetar Membahana Nusantara
Ketika kita berkunjung atau bertugas, bahkan menetap di kota Makassar. Tidaklah lengkap tanpa mencicipi hidangan khas satu ini. Jangan lupakan kuliner legendaris satu ini yaitu Coto Makassar atau Coto Mangkasara.
Sama halnya soto di daerah Jawa sana, Coto adalah makanan tradisional Makassar boleh dibilang ikonnya kuliner Makassar. Apabila ke Makassar belum menikmati hidangan yang terbuat dari beberapa bagian daging sapi lokal ini, sama artinya belum menikmati kuliner kota anging mamniri nama lain Makassar atau Mangkasara.
Bukan hanya daging sapi bahan utama Coto. Penggunaan daging ini tidak lazim, yaitu Coto Kuda, ya, sesuai namanya coto ini berbahan utama daging kuda yang direbus dalam waktu yang lama dari pada daging sapi. Pasalnya daging kuda lebih alot dan berserat-serat ketimbang sapi. Selain sapi dan kuda, daging kerbau pun enak diolah menjadi coto.
Merek Dagang Coto Cetar Membahana Nusantara
Daging sapi, kuda atau daging kerbau ini kemudian diiris-iris kecil-kecil sesuai selera lalu dibumbui dengan bumbu yang diracik secara khusus. Rata-rata warung coto buka pukul 10.00 Wita siang hari, sebab di jam-jam inilah kondisi perut kita tergoda menyantap coto. Kemudian bagi pemesan atau yang membuatnya akan menghidangkan Coto di dalam mangkuk dan paling pas dinikmati dengan ketupat yang dibungkus daun pandan.