Kebersihan sebagian dari iman. Filosofi ini rupanya menjadi pakem timnas Jepang yang juga diikuti pendukungnya. Ini dibuktikan pendukungnya selalu membersihkan bangku penonton tanpa pamrih. Pemandangan bersih-bersih bangku stadion usai menonton sepakbola tidak ditemui di Indonesia.
Tersingkirnya tim samurai biru Jepang bukan berarti dilupakan penggemarnya, justru tetap menangi hati pendukung sepakbola Jepang dan negara diluar Jepang.
Jepang berhasil mencuri hati fans sepak bola dunia meski tersingkir secara dramatis dari Piala Dunia 2018 setelah takluk 2-3 dari Belgia di Rostov Arena, Selasa (3/7/2018) lalu.
Bukan makian, melainkan pujian mengalir dari penjuru dunia bagi timnas Jepang, karena tindakan dan respons mereka setelah pertandingan. Pemain dan suporter Tim Samurai Biru sama-sama menunjukkan budaya cinta lingkungan dengan membersihkan tribune dan ruang ganti tim setelah pertandingan kontra Belgia berakhir.
Pemain dan suporter Jepang tampak sangat terpukul atas kekalahan itu. Apalagi, gol Chadli tercipta pada injury time. Kekalahan tersebut tidak membuat timnas dan pendukungnya malas bersih-bersih. Sebab bagi mereka kebersihan itu sebagian dari iman, dan itu bukan sekedar pemanis bibir, mengharap pujian semata.
Meskipun mengenyam kekalahan yang sangat menyesakkan, pemain Jepang masih menyempatkan diri untuk membersihkan ruang ganti. Alhasil, ruang ganti Timnas Jepang terlihat sangat bersih saat ditinggalkan para pemain.
Timnas Jepang bahkan meninggalkan catatan kecil bertuliskan "terima kasih" dalam bahasa Rusia di tengah-tengah ruangan. Sungguh sebuah aksi terpuji, bahkan patut mendapatkan penghargaan khusus dari FIFA.
Meskipun timnya harus pulang, suporter Jepang tetap menjaga tradisi, tetap tinggal setelah laga untuk membersihkan sampah-sampah di stadion. Tradisi ini sudah dilakukan suporter Jepang pada laga-laga sebelumnya, bahkan tradisi ini bukan baru kemarin, melainkan sejak Piala Dunia empat tahun sebelumnya.
Sikap elegan suporter Jepang tersebut mendapat pujian dari fans sepakbola dunia. Bahkan, pantas digelari suporter terbaik pada Piala Dunia 2018 layak disematkan pada mereka.
Budaya ini, seharusnya ditiru seluruh penonton sepakbola, termasuk Indonesia. Langkah ini setidaknya membantu program Pemerintah mengurangi sampah.
Makassar, 8 Juli 2018