Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Ritual Hari Raya dan Kudapan Ketupat nan Memikat

Diperbarui: 14 Juni 2018   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ritual Hari Raya dan Kudapan Ketupat Nan Memikat

Bulan suci Ramadhan akan meninggalkan kita, guna meraih kemenangan di hari raya. Akankah kita bertemu kembali dengan ramadhan berikutnya, atau menghadap sang maha pencipta untuk selama-lamanya.

Sangat berat berpisah dengan ramadan, dimana satu bulan lamanya kita dirempa menahan hawa nafsu angkara murka. Bulan ini juga mempunyai makna, agar merasakan bagaimana menghargai orang lain, membatasi pola makan dan semua amalan pada bulan ramadan bernilai ibadah.

Ibadah dipenghujung ramadhan tentulah sangat luar biasa ujiannya, selain ritual mudik dan berbelanja keperluan lebaran, ibu-ibu dirumah pada sibuk memasak ketupat, lontong, opor ayam, sambal hati campur pete, rawon daging, kue-kue khas lebaran dan sebagainya guna menjamu yang akan berkunjung.

Idul Fitri kali ini memasuki tahun 1439 Hijriah. Fitri artinya fitrah atau kita kembali suci seperti bayi baru lahir. Kemenangan tersebut ditandai dengan kumandang Takbir, Tahlil, Tahmid pertanda rasa syukur kita atas kemenangan menahan makan, minum, hubungan intim suami istri hingga memasuki berbuka puasa.

Ini kelebihan ramadhan, yang tadinya halal menjadi haram apabila dilakukan pada waktu berpuasa. Sementara diluar ramadan, tidak ada batasan itu alias kemaruk. Berpuasa sama artinya menahan.

Menyedihkan, bulan baik itu akan meninggalkan kita semua, dimana pintu neraka kembali terbuka, setan-setan terlepas dari belenggunya. Walhasil diakhir ramadhan inilah Idul Fitri menyambut kita semua.

Tentu saja disambut suka cita umat muslim seluruh penjuru dunia. Tak kalah pentingnya adalah berbusana baru, aroma wangi semerbak mensyukuri nikmatnya dengan melakukan ritual sholat idul fitri secara berjamaah yang digelar di lapangan, tak luput jalan raya penuh sesak lautan manusia bersujud membesarkan Asma-Mu. Ritual yang harus didengarkan seusai sholat adalah khotbah idul fitri yang dibawakan oleh penceramah.

Perayaan hari raya idul fitri identik dengan ketupat atau kupat. Ketupat nan memikat juga menjadi ikon di hari raya.

Dihimpun dari bergabai sumber online bahwa sebutan 'ketupat' memiliki filosofi mendalam dan kini seiring perkembangan era digital, perlahan namun pasti sakralitas mulai tergerus. Sejarah panjang ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Wali Songo terutama Sunan Kalijogo.

Lazimnya di pulau Jawa kemasan ketupat itu berbahan dari janur/daun kelapa muda. Tidak demikian diluar pulau Jawa, khususnya kota Makassar, masyarakatnya lebih menyukai ketupat kemasan daun pandan. Alasannya selain aroma harum dari daun pandan, hasilnya gurih dan lebih pulen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline