Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Ratusan Nelayan Tradisional Geruduk Kantor DPRD Soppeng

Diperbarui: 3 Mei 2018   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ratusan Nelayan Tradisional Danau Tempe mendatangi kantor DPRD Soppeng di jalan Salotungo Watansoppeng, Rabu 02 Mei 2018 pukul 11.00 WITA.

Para nelayan ini diterima oleh Ibrahim, SE, MM selaku koordinator  didampingi oleh Andi Musriadi, AP dan H.Nasfiding.

Juru bicara Nelayan Rijal menyampaikan bahwa selama proses pembuatan  Pulau di Danau Tempe dalam kurung waktu satu tahun ini para Nelayan kesulitan mendapatkan ikan untuk dijual di pasar yang merupakan mata pencaharian mereka.

Selain itu, lanjut Rijal, hasil tangkapan minim juga ikan yang didapat tidak berkualitas dan bermutu sehingga nilai jualnya rendah seperti ditemukan ikan yang tidak bersisik yang diperkirakan akibat limbah buangan bahan bakar seperti solar yang tumpah di danau.

Terkait hal tersebut Kepala Dinas Perikanan mengatakan kehadirannya di pertemuan ini merupakan salah satu bentuk simpatik atas permasalahan yang dihadapi Nelayan dan berusaha bersama mencari Solusi yang terbaik

"Para Nelayan sangat setuju dan menyambut baik pekerjaan ini cuma ada hal yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat seperti dampak yang ditimbulkan oleh pekerjaaan ini seperti berkurangnya jumlah ikan yang sangat merugikan masyarakat"ungkapnya.

Kepala Dinas lingkungan hidup kabupaten Soppeng Drs.H.A.Aswan Said, M, menjelaskan bahwa pengerukan dan pembuatan pulau di danau Tempe ini walau menimbukan beberapa dampak negatif saat ini tapi kebaikan dari pembangunan ini akan berdampak positif dalam jangka panjang kedepan.

"Kalau pendangkalan danau ini dibiarkan maka beberapa tahun kedepan maka  akan semakin parah bahkan akan terjadi pengurangan debit air di Danau yang akan mengakibatkan hilangnya ekosistem air seperti ikan"jelasnya.

"Danau akan kering, ikan hilang, dan kalau musim hujan maka akan terjadi banjir di pemukiman warga karena tidak ada lagi penampungan air di Danau akibat pendangkalan"tuturnya.

Terkait dengan limbah minyak/solar, lanjut Aswan, itu adalah human erorr atau kesalahan prosedur para pekerja yang tidak mengerti akan dampak yang ditimbulkan kalau tidak memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar danau dengan membuang sampah/limbahnya ke danau.

Ibrahim menawarkan solusi terkait permasalahan ini dengan mengajak seluruh masyarakat untuk mengumpulkan data atau bukti-bukti tentang kerusakan yang dihasilkan oleh kegiatan ini dan akan dikordinasikan dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) propinsi Sulawesi Selatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline