Tidak mengherankan apabila AC Milan memecat Vincenzo Montella dari kursi kepelatihan. Sebagai pengganti Montella, manajemen menunjuk Gennaro Gatusso, pelatih tim junior, Senin (27/11) waktu setempat.
Pemecatan Montella memang sudah beredar sejak serentetan hasil buruk. Selain kalah dari Juventus, Napoli, AS Roma, dan Inter Milan. Laga terakhir kontra Torino akhir pekan lalu, misalnya, berakhir imbang tanpa gol di San Siro.
Manajemen dipasrahkan kepada Gennaro Gattuso, yang meninggalkan posisinya sebagai pelatih Primavera.
Sejak bergabung dengan Milan di 2016, Montella sebenarnya telah telah memenangkan satu trofi, yakni Piala Super Italia.
Jauhnya selisih perburuan scudetto AC Milan untuk pertama kalinya lagi sejak 2010/2011 jadi menipis. Ini menyebabkan Montella (43) rela menepi menukangi AC Milan.
Yah..itulah sepakbola, kekejaman tidak hanya berkutat pada dunia politik. Perkembangan sepakbola eropa saat ini tidak semata dari sisi olahgara, namun sudah merambah pada dunia bisnis dan politik, khususnya nama besar sebuah tim tersebut.
Indonesia sendiri begitu sering terjadi permasalahan bongkar pasang, atau pelatihnya berbesar hati mengundurkan diri dari klub tersebut sebelum diusir pihak manajemen.
Kita tidak asing dengan pepatah "Gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga"artinya hanya karena kesalahan kecil, seluruh prestasi atau kebaikan pelatih tersebut menjadi kacau dan berantakan. Intinya, bukan lagi sanjungan, melainkan cibiran. Berujung pada habis manis sepah dibuang.
Makassar, 28 November 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H