Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Listrik Padam, Air Berhenti Mengalir, Keduanya Bikin Lumpuh

Diperbarui: 11 November 2017   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Listrik Padam, Air Berhenti Mengalir, Keduanya Bikin Lumpuh

Sebelas november menjadi malam paling kelabu bagi saya yang kesal akan matinya asupan listrik dari PLN. Bukanya tanpa sebab, padamnya lampu tidak hanya satu atau dua jam saja, mulai jam 10.30 Wita siang listrik padam, baru menyala pukul 20.00 Wita malam. Hitung sendirilah berapa jam lamanya lampu padam.

Lingkungan komplek perumahan tempat saya tinggal, sekitar wilayah sudiang tak ubahnya kuburan, gulita. Parahnya, tidak hanya lampu mogok kerja, aliran air PDAM pun melakukan aksi serupa, tidak sesuai dengan iuran yang dibayar para pelanggan. Anehnya tat kala pelanggan telat membayar tagihan langsung didenda sampai tindakan pencabutan, dimana letak sisi Kemanusiaan yang adil dan beradabnya.

Baru saja berlalu peringatan Hari Pahlawan, nampaknya peringatan tersebut tidak serta merta merubah apapun. Bahkan lebih kejam dari era penjajahan belanda. Lamanya pemadaman lampu oleh PLN karena alasan cuaca buruk, cucian piring menumpuk. Barang elektronik juga ikut-ikutan rusak.

Padamnya lampu PLN berdampak pada lalotnya kuota akses koneksi internet melalui telepon pintar. Beginikah, bentuk layanan duo korporasi milik negara sebagai kapitalisasi permanen memberlakukan kebebasan warganya untuk berekspresi.

Sekiranya tidak salah saya mengatakan, "Sudah gelap gulita, hujan deras melanda, signal koneksi internetpun mati total, parah!"

Suatu penderitaan tiada tara ditengah-tengah pesatnya persaingan bisnis "internet" di Indonesia, justru menambah beban derita bangsanya sendiri.

Konsumen tidak mau tahu bagaimana cara PLN meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan, pun demikian dengan pemasok air bersih milik PDAM. Asal lampu menyala ditengah hantaman badai, air bersihnya mengalir sampai jauh, akses koneksi tetap lancar, iuran bukanlah masalah.

Segala fasilitas ini tentu bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan sebalikanya membodoh-bodohi rakyatnya dengan intimidasi berupa sanksi pencabutan aliran listrik dan air minum. Katanya menuju Kota dunia, kok berlaku pemadamana bergilir. Darimana kemana kota dunianya?

Makassar, 11 November 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline