3 Jimat Jendral Sudirman (sumber gambar: trendingtopic.info)
Dirgahayu Tentara Nasional Indonesia ke 72 tahun di Pelabuhan Indah Kiat, Kota Cilegon, Banten, Kamis 5 Oktober 2017 lalu. Pelbagai atraksi militer diperagakan. Tak kalah berkesan pertunjukan sosiodrama atau teatrikal napak tilas kegigihan perjuangan Jendral Sudirman menumpas penjajahan Belanda.
Sosiodrama atau teatrikal tersebut diperankan langsung oleh cucu Jendral bernama Danang Priambodo. Panglima ini bagian tak terpisahkan dari cikal bakal tentara Republik Indonesia. Pemilihan Danang berperan sebagai Sudirman, bukannya tanpa sebab. Perawakannya mirip dengan sang Panglima Besar menjadi prioritas memerankan sosok pemberani ini..
Penggambaran perjuangan Sudirman dan anggota menumpas kebiadaban Belanda dihadapinya dengan sepenuh hati, rela mengorbankan seluruh jiwa raga, menumpas kekuasaan asing, pendalaman karakter Jendral Sudirman dilakoni Danang secara apik. Membuat penonton yang hadir terpukau, teramsuk Presiden Joko Widodo.
Terpenting, Sudirman tokoh kharismatik dan tidak sombong dengan jabatan "Jendral," selalu berserah diri kepada Alloh SWT, mengamalkan tiga jimat:
- Tidak pernah lepas dari bersuci, dimanapun berada selalu mensucikan diri dengan berwudhu'.
- Sholat tepat waktu dan berzikir.
- Tulus dan ikhlas dalam bertugas. Bukan untuk kepentingan diri sendiri. bukan untuk kepentingan keluarga. Bukan untuk kepentingan institusi. Bukan untuk Partai. Tetapi untuk rakyat dan bangsa indonesia.
Seringnya mengamalkan tiga jimat tersebut, Jendral Sudirman dan pengikutnya lolos dari incaran mata-mata Belanda. Mata-mata tadi tidak lain atas pengkhianatan rakyatnya sendiri yang silau akan bujukan uang.
Usai membaca ke tiga jimat Jenderal Sudirman diatas, saya sangat terharu dan bangga atas keberaniannya. Sedikit bicara, banyak bekerja merupakan ciri khas beliau sebagai pemimpin yang bersahaja. Tidak hanya menjadi contoh, juga memberi contoh. Perbuatan ini yang tidak saya temukan di era millenium selain Pencitraan panggung semata.
Diwartakan Liputan 6.com, Jenderal Soedirman mengatakan bahwa pahlawan sebenarnya bukan dirinya, melainkan rakyat. "Tanpa rakyat, TNI bukan siapa-siapa," ujar Danang yang mengutip perkataan sang kakek, Jenderal Soedirman, dari ayahnya. "TNI besarnya dari rakyat, pahlawan sebenarnya bukan Soedirman, tapi rakyat," kata cucu Jenderal Soedirman itu.
Apapun itu, intinya "jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu. Tetapi tanyakan pada dirimu, apa yang sudah kalian berikan untuk negaramu." Pesan Bung Karno.
Pertanyaannya, bagaimana dengan perilaku penyelenggara negara masa kini?
Makassar, 12 Oktober 2017