Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Belajar dari Bocah 11 Tahun Idap Penyakit Osteogenesis

Diperbarui: 11 April 2017   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sehari-hari Fahri anak berusia 11 Tahun ini, hanya bisa bermain bersama ibunya di kasur empuknya. Fahri berdiam diri di dalam rumah meyusul penyakit osteogenesis yang diidapnya. Osteogenesis merupakan penyakit kelainan  genetik yang dapat tulang penderitanya mudah patah. Jangankan terbentur sesuatu, batuk saja dapat menjadi masalah besar bagi Fahri, tulangnya bisa patah karena batuk.

Selama ini fahri mendapat bantuan dari sejumlah pihak dan masyarakat setempat. Ibu Fahri mengatakan setiap bulan dirinya harus membeli obat khusus sebesar Rp. 3,8 juta. Lantaran keterbatasan biaya orang tua Fahri hanya dapat membawanya ke terapi patah tulang. Orang tua Fahri berharap pemerintah dapat memudahkan biaya pengobatan dan merujukan ke Rumah Sakit dengan fasilitas eksekutif.

Wahai Fahri yang sedang diuji sakit dan tak berdaya, jangan gelisah nak, sabarlah. Karena sakitmu bukan penyakit bagimu, tetapi obat bagimu. Waktu begitu cepat berlalu, akan tetapi usia semakin mendekat, maka sewajibnya ibu dan orang-orang yang sayang sama Fahri saling mendo’akan untuk kesembuhan Fahri. Aamiin.

Sakit yang dialami Muhammad Fahri merupakan nasehat paling bijak bagi kehidupan manusia. Ia diciptakan untuk mengajarkan rasa syukur atas semua nikmat yang diberikan-Nya semasa sehat. Kemudian, penyakit yang memegang peranan untuk menyadarkan dan membuka mata mereka yang diberi kesehatan. Gunakan masa sehatmu sebaik-baiknya sebelum datang sakitmu, manusia tidak ada yang abadi, maka orang-orang sehat jangan pada tinggi hati atau menghina orang sakit, ingatlah kepada Alloh SWT.

Ananda Fahri, Biarkan sakitmu itu menyelesaikan tugasnya, karena ia akan mengajarkan bagaimana cara bersyukur dan bersabar. Sakitmu itu pada hakekatnya adalah sehatmu. Dan kesehatan yang dinikmati sebagian orang sepertimu tidak lain adalah penyakit bagi mereka. Jadi ingatlah baik-baik akibat sakit sesaat yang dijalani Fahri menjadikan pahala yang tak terpikirkan oleh manusia. Panjatkanlah rasa syukur, ucapkan selamat tinggal terhadap keluh kesah, dan katakanlah, “Badai pasti berlalu.”  

Saya bertanya kepada orang-orang yang sehat, sempurna fisik tanpa cacat? Seandainya tidak ada penyakit di tubuh kalian, apa kalian mampu merasakan nikmatnya sehat. Sebaliknya, ketika kita sehat lupa bersyukur atau pasti menggunakan kesehatan tersebut untuk melakukan hal-hal konyol, bodoh dan menyesatkan, tanpa disadari sebelumnya. Belajarlah dari Muh. Fahri Asidiq tidak pernah mengeluh, tetap aktif dan ceria meski tulang-tulang di tubuhnya rapuh. Haru, pilu sekaligus angkat topi atas survive Fahri dan ibunya.

Makassar, 10 April 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline