Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Cinta Dramatis Nan Tragis, Hani dan Amin Berujung Tangis

Diperbarui: 24 Januari 2017   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumbergambar:http://radarbanyumas.co.id/)

Kembali terulang tindak kekerasan terhadap perempuan. Motifnya cinta ditolak maka nyawa taruhannya. Inikah namanya CINTA? Padahal cinta itu ikhlas tidak memaksa, cinta itu memberi bukan meminta, cinta itu sayang bukan membunuh. Cinta juga tidak harus memiliki akan tetapi memilih.

Bahkan ada yang rela mati karena cinta! Seperti kisah dramatis nan romantis antara Romeo dan Juliet. Banyak yang mengatakan bahwa cinta tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata namun hanya bisa dirasakan. Tapi faktanya, lain Romeo lain Amin yang memaksakan kehendak terhadap Hanani sehingga berujung kematian? Dan inilah ungkapan cinta Amin tak banyak orang tiru bagaimana menyatakan cinta. 

Sering kali kita melihat pasangan remaja saling berbagi cinta kepada pacarnya, mereka merasa senang dan bahagia, dan inilah yang dinamakan Cinta. saling berbagi dan mengasihi. tetapi yang namanya Cinta itu tak harus senang-senang, pasti ada  getir pahitnya, ada onak duri didalamnya. Masih taraf penjajakan saja sudah tega membunuh, bagaimana jika kelak resmi menjadi suami istri, hanya prahara dijumpai. Bagi anak-anak muda yang dimabuk asmara kalian juga harus belajar saling mendewasakan diri. Perbuatan ini berbahaya, jangan ikuti tanpa pengawasan orang tua atau pihak keamanan setempat.

Rupanya pilihan Hanani menolak ajakan balikan Amin berbuah petaka. Pasalnya sang mantan tak terima lantas melakukan pembunuhan di RT 02/RW 01 Kelurahan Kalikabong, Kalimanah Purbalingga, menewaskan seorang nenek dan cucunya Eti Sulatri (65), dan Hanani Sulma Mardiyah (24).  Pembunuhan berdarah berlatar belakang asmara. Ajakan Amin Subechi (26), ditolak Hanani, membuatnya tega menghabisi nyawa gadis berparas manis tanpa rasa cinta.

Jalinan tali asmara yang diputus Hanani pada akhir Desember 2016 lalu. Amin mencoba merajut kembali ikatan asmaranya yang pernah terkoyak dengan bertamu ke rumah Hanani, Rabu (11/1). Sebagai tuan rumah yang baik Hanani menyambutnya di ruang tamu. Sajian air mineral dan Bakpia menemani obrolan mereka. Dilansir TRIBUNNEWS.COM kepada Hanani, kedatangan Amin mengutarakan keinginannya untuk balikan. Namun Hanani tetap bersikeras menolak permintaan sang mantan.

Perasaan Amin kian remuk redam. Ia kesal bercampur geram. Amin mengejar Hana yang mencoba masuk ke dalam rumah, lalu mendorongnya sampai terjatuh di depan pintu kamar. Amin membenturkan kepala korban ke lantai berulang kali. Ia lalu membekapnya sampai tak sadarkan diri. Nenek Eti yang mendengar kegaduhan itu, keluar dari ruang dapur. Bagai kerasukan setan, Amin mendorong tubuh wanita renta itu sampai terjatuh, lalu menginjak rahangnya sampai patah. Amin yang terlanjur kalap mengambil pisau di ruang dapur. Untuk memastikan korbannya pelaku menggorok leher korban yang sudah tak bernyawa.

Sehari pasca kejadian, Polres Purbalingga berhasil membekuk pelaku pembunuhan, Amin Subechi (26), di Cibinong, Bogor pada Kamis sore (12/1).KeteranganKasat Reskrim Polres Purbalingga AKP Djunaedi, orang tuanya tidak merestui hubungan mereka.

Masa muda Amin Subechi (26) bakal dihabiskan dari balik jeruji besi. Bahkan, pelaku pembunuhan Mahasiswi berparas manis Hanani Sulma Mardiyah (24) dan Eti Suherti (65) pun terancam hukuman mati. Akhirnya perpisahanlah menjadi ujian terbaik untuk Hanani Sulma Mardiyah menguji seberapa dalam arti cinta buta si Amin berhati pembunuh berdarah dingin.

Makassar, 24 Januari 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline