Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Negeri di Genggaman Dimas Kanjeng Taat Pribadi

Diperbarui: 19 Oktober 2016   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (sumber gambar: http://poskotanews.com/)

Tepat sekali apa yang dikatakan teman saya melalui share di jejaring sosial sekaligus menarik sebagai konsumsi publik. Saya sendiri sebenarnya ragu-ragu memposting tulisan ini, apakah layak untuk dibaca karena masih banyak opini-opini berkualitas lebih dari artikel Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Menjadi menarik dan berkualitas karena keberhasilan Dimas Kanjeng merekrut kaliber Prof. Dr. Marwah Daut Ibrahim sebagai Ketua Padepokan Dimas Kanjeng. Tidak perlu diperjelas pasti sudah familiar dengan sosok Marwah.

Bahwa kejahatan sekarang ini berkiblat kepada sosok kharismatik seorang anak laki-laki dimana pada usia sekolahnya tidak terlalu pintar menjelma sebagai begawan nan fenomena, sehingga banyak cara membutakan akal sehat manusia mampu menghipnotis penganutnya ribuan jumlahnya, bahkan sang professor lulusan luar negeri pun bersedia didapuk sebagai Ktua Padepokan Kanjeng Dimas Taat Pribadi, takluk oleh kecerdikan sang Kanjeng memperlihatkan “karomah” atau kesaktian menggandakan uang, emas batangan. Padahal kemampuan tersebut hanya mu’jizat miliki Nabi, sahabat dan Waliulloh.

marwah-daud-ibrahim-58046139ac92730a1d2e1f0a.jpg

 (sumber: http://www.tribunnews.com/)

Sebelum kebusukan manusia setengah dewa terbongkar ke media, Dimas tega menghabisi kedua penganut tersebut. Namun, pada akhirnya terungkap juga kelicikannya, sepandai-pandainya menyimpan bangkai akhirnya tercium juga pepatah tepat untuk Taat. Gagasan-gagasan segar Dimas Kanjeng Taat Pribadi itu bukan hanya seorang diri. Jujur saja, sebagian besar kita pernah bermimpi menjadi Dimas Kanjeng. Kerja sedikit, ongkang-ongkang kaki, tapi duitnya segudang. Pengikut Dimas Kanjeng tersebar hingga pelosok desa.

Sebagai contoh; ada PNS/ASN Kehakiman, gajinya cuma Rp 8 juta perbulan, akan tetapi mempunyai Rumah Sakit, Hotel, Rumah megah bertingkat, mobil mewah empat jumlahnya. Secara rasional darimana perolehan duit itu kalau bukan mengikuti jejak Dimas Kanjeng? Dimas Kanjeng menggandakan duit dengan sulap, sedangkan dia dengan menjual perkara di pengadilan.

Ada perawat, kerja di Rumah Sakit Swasta. Suaminya bekas perawat juga tapi sudah tidak aktif lagi. Dari akun profil media sosial dia mampu membeli mobil mewah dan rumah yang tak kalah mewah. Dia meniru Dimas Kanjeng menggandakan uang. Pasangan itu memperkaya diri dengan cara berbeda dengan jalan membuat vaksin palsu.

Ada seorang anggota DPRD DKI. Ketangkap Tangan KPK, dengan jumlah uang yang tidak sedikit. Dia meniru Dimas Kanjeng dengan cara berbeda, kali ini dengan menjual isi perda.

Ada kepala daerah menggelembungkan biaya proyek pengadaan barang/jasa serta penggunaan dana APBD untuk memperkaya diri, bagian dari Dimas Kanjeng dalam bentuk intelek. Modus lain yang biasa dijumpai menggunakan dana bantuan sosial atau hibah yang peruntukannya maupun pertanggungjawaban sangat fleksibel, cara kerja Kanjeng Dimas secara soksial.

Dimas Kanjeng punya ribuan murid dimana-mana, dalam skala kecil, orang-orang yang suka mengutak-atik kuitansi agar dapat untung adalah murid Dimas Kanjeng juga. Mereka yang malas kerja keras, atau tidak menghargai kerja keras orang, tapi mau menikmati hasil secara maksimal, adalah Dimas kanjeng juga.

Pembalakan liar melalui praktek korupsi dan kolusi bisnis eksploitasi kayu di hutan dilakuka secar ileggal/tidak dibenarkan secara hukum oleh perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hutan Tanaman Industri (HTI) hingga mengalami kerusakan hutan dan lahan dan merugikan negara triliunan rupiah bagian konspirasi dari Dimas Kanjeng.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline