Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

IP Print Server Berubah, Siapa Berulah?

Diperbarui: 12 Oktober 2016   18:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Saya kembali mengalami hal yang sempat membuat tertawa sekaligus geli jengkel berbaur menyatu padu. Bermula dari ngadatnya jaringan IP Print Server salah satu bidang pada 10 Oktober 2016 menyebabkan koneksi jaringan print server kacau balau, disebabkan IP berubah. WA mengatakan, “Ibu kasubbag upeg printer jaringan di lantai 1 jadi kacau, ada yang ubah IP sepertinya. Tolong dong yang urus jaringan,” katanya.

Membaca kekacauan sepele tersebut akan lebih baik bertemu pengelola atau pimpinan bukan dengan meminta pertolongan WA, seakan pimpinan di kantor “boneka” pengelola jaringan pun kena sasaran tembak, saya hingga saat ini masih diberi kepercayaan “pegang kendali” seperti di bully dalam jejaring sosial media menjadi konsumsi publik.

Kenapa demikian? Bermula salah satu staf bidang teknis mengadu ke jejaring sosial media tidak langsung melalui petugas atau pimpinan diatasnya sebut saja Kasubag Upeg dan Kabag. TU yang bertanggungjawab memberi perintah bawahan, melainkan mengadu melalui group jejaring sosial sebut saja WA. Inikan lucu. Sebagaimana struktur organisasi tentu ada kepala, kepala bagian dan seterusnya, tidak ada WA tercantum dalam struktur organisasi pemerintahan, saya ambil kesimpulan langkah ini sesuatu yang keliru, melangkahi atittude birokrasi. Struktur organisasi pada kantor pemerintahan dibuat bukan untuk pajangan semata sehingga semaunya mengadu ke WA, pertanyaannya siapa pimpinan kita di kantor, bukan WA tentunya?. Tapi memang cukup dimaklumi dalam kondisi kepepet akal sehat juga mampet. Mungkin seandainya saya mengalami hal serupa akan berbuat hal yang sama.

Misteriusnya perubahan IP server print bisa diatasi dengan mencabutnya, lalu langsung colok ke komputer atau laptop tentu print akan berfungsi seperti biasanya tidak perlu heboh share pengaduan di WA, tentu ini akan merusak tatanan birokrasi, bahwa institusi kita akan dicap jelek banyak orang dihuni SDM tidak berkompeten dibidangnya, sebab ulah kita sendiri. Anak SD pun tahu kok!

Sembari menunggu setting IP rampung tidak ada salahnya menggunakan print secara manual dulu, nah setelah beres baru pasang kembali link server printer, mesin saja bisa rusak apalagi manusia bukan robot harus ada jeda, jadi harap maklum kawan, hati boleh panas namun kepala tetap dingin sudah pada memasuki usia senja bukan jamannya menyelesaikan masalah dengan otot dan cerita ngalor ngidul nggak jelas menjatuhkan kompetensi seseorang pada jejaring sosial media, ini hanya persoalan kacang-kacang. 

Kecuali IP server searching internet ada yang acak adul baru saya turun tangan, kalau saya tidak mampu mengatasi troubleshooting cukup panggil ahlinya yang kebetulan ada kontrak kerja sama kami via WA atau telegram, karena ini tidak ada dalam struktur organisasi pemerintah, maka mereka cukup remote, acces internet kembali lancar, tidak perlu cemas atau panik, maka clear selesai sudah urusan.

Sebagai staff buta awam ilmu komputer tentu kelabakan mendengar keluh kesah dari pimpinan bukan langsung dari yang bersangkutan, maklum saja saya tidak masuk dalam group WA tersebut, mengapa? alasannya pernah bergabung, informasi di dalamnya lebih menonjolkan kekonyolan diposting dalam group, justru hal-hal positif, informatif dan bermanfaat, tenggelam ditelan kelucuan di negeri yang memang dipenuhi badut-badut bersafari, akhirnya out dari group WA.

Amanah sebagai pengelola jaringan internet memang penuh tantangan, terlebih seperti saya yang tidak berkompeten di bidang jaringan, bahkan niat pengunduran diri saya dari pengelola jaringan di kantor di tolak pimpinan, dan berniat akan dicarikan ahli IT sebagai tandem. Dengan berat hati keputusan itu saya terima karena ini organisasi pemerintah ada aturan mainnya, bukan curcol sama jejaring sosial WA dan lain-lain sebagai pimpinan atau taat terhadap Dimas Kanjeng Taat Pribadi tentunya. Jejaring sosial seperti WA, Telegram, BBM, Path dsb tentu akan bermanfaat jika digunakan dengan tepat, juga bisa menyesatkan serta salah persepsi bagi orang mempostingnya.

Sangat disayangkan AIB konyol ini harus tayang, anggap saja curcol kepada Kompasiana. Hak sebagai “pegang kendali” server bukan malah di intervensi, siapa pun yang andil merubah IP tolong bantu dengan solusi bukan “mengkambing hitamkan” dengan masalah baru tentu akan jauh lebih baik, anggap saja nilai tambahan dalam SKP, jangan dilihat dapat honor berapa inikan untuk kelancaran pengguna juga, Ini dilakukan terkait pekerjaan, syah-syah saja mengharap honor, siapa yang mampu menolaknya.

Tersendatnya koneksi jaringan memang mengurangi kenyamanan berselancar, untungnya peristiwa tersebut hanya merubah IP print server tidak berpengaruh terhadap penelusuran browsing sehingga tidak begitu signifikan pengaruhnya, walau begitu pasti ada wajah-wajah kurang puas,  mengkerut kaku, upaya tidak sesuai SOP ini ibarat bau kentut dan akhirnya hilang dengan sendirinya.

Klaim tersebut ibarat “tidak makan nangka, kena getahnya”. Tragisnya sudah jatuh ketiban tangga mirip kasus Jessica Kumala Wongso, misterius IP server print berubah, siapa berulah? Saya sendiri enggan mengotak-atik sesuatu tidak relevan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline