Kembali media digemparkan pemberitaan kasus pemerkosaan dan kekerasan terhadap anak disertai pembunuhan. Kali ini datangnya dari Kota Palopo, pelakunya bukan pemuda pengangguran atau pemabuk, melainkan pejabat teras level eselon IV menjabat sebagai kepala seksi di Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kota Palopo.
Entah setan apa yang membisiki birahi seorang pejabat eselon IV pada Dinas Kebersihan Pertamanan dan Permakaman Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) berinisial AK dilaporkan ke Polres Palopo oleh seorang wanita korban pemerkosaan berinisial UT (19), tidak lain tidak bukan masih keluarganya sendiri.
Dari beberapa portal online yang saya telusuri menurut pengakuan korban UT (19), “kejadian pemerkosaan berawal saat ia sedang duduk di teras rumah AK, Selasa 20 September 2016 sekitar pukul 08.00 WITA. AK datang dan tiba-tiba mendekatinya dengan membawa selimut.”
"Korban mengira pelaku akan menjemur selimut tersebut. Namun ternyata, pelaku menutupi tubuh korbannya dan membopongnya masuk ke dalam rumah. Korban lalu berontak dan pelaku pun menebar ancaman akan membunuh korban jika melakukan perlawanan dan berteriak," terangnya.
Peristiwa tidak senonoh dialami UT (19), terjadi pada Selasa (20/9/2016) pukul 08.00 Wita di kediaman pelaku, AK (52), di Jalan Cakalang, Kecamatan Wara Timur, Palopo, Sulawesi Selatan. Kasus ini jika dikaitkan dengan raibnya sepatu teman saya di teras sebuah masjid dan hilangnya uang terjadi pada saat bersamaan (20/9). Entah sengaja atau tidak inilah kuasa Alloh SWT yang mengetahui segala peristiwa diluar kemampuan hamba-NYA.
Laknat!, tidak berprikemanusiaan apalagi sebagai publik figure setempat, bukannya memberi suri tauladan yang baik justru memberi contoh bodoh!!!. Percuma dong di seragam anak-anak sekolah tertempel tulisan pesan moral “aku benci korupsi-aku benci narkoba”, plus “aku benci predator.” sebuah pesan moral berharga agar pelajar tidak rentan terjerumus dalam perbuatan terkutuk itu, justru kekerasan terhadap anak dan perempuan menyentuh birokrat.
Atas sikap tercela tersebut otomatis mencoreng-moreng wajah institusi setempat, khususnya pada Dinas Kebersihan Pertamanan dan Permakaman Kota Palopo.
Sebelumnya korban berusaha meronta karena AK berusaha menelanjanginya. Setelah memerkosa pelaku menganiaya korban hingga pingsan dan memerkosanya, dirasa puas melampiaskan birahinya lantas AK mengubur hidup-hidup stafnya di septic tank (pembuangan tinja) bagian atasnya di cor menggunakan semen, Rabu (21/9/2016).
Atas kuasa Alloh SWT, kebiadaban AK mengubur korban hidup-hidup terbongkar. Setelah beristirahat dengan tenang selama tujuh jam dalam septik tank korban sadar, dengan sekuat tenaga merusak cor yang menutupi lubang di mana dirinya di kubur hidup-hidup. Korban berhasil menyelamatkan diri karena cor semen belum kuat atau belum kering. Saat tangan korban berhasil muncul di permukaan lubang, tiba-tiba istri pelaku melihat dan langsung membantu korban naik dari lubang. Korban yang sadarkan diri akhirnya mampu keluar dari tempat pembuangan kotoran manusia itu dengan bantuan istri pelaku.
Setelah mendapatkan laporan dari UT (19), polisi kemudian membekuk AK. Penangkapan tersebut sebagai tindak lanjut laporan tindak kekerasan pemerkosaan diserati pembunuhan oleh korbannya yang merupakan tenaga honorer. AK dibekuk pada Rabu (21/9/2016).
Membaca peristiwa diatas mengingatkan kata-kata yang pernah disampaikan atasan saya ketika memberikan materi pada suatu kegiatan, “Orang itu harus punya pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap (attitude) yang perlu mendapat perhatian khusus adalah sikap (attitude) demi kebaikan. Kalau tidak mau tertinggal dengan negara lain, seperti jepang, disana diutamakan adalah sikap (attitude). Pengetahuan bagus, keterampilan bagus tapi jangan lupakan sikap.”