Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Handsball “Tangan Tuhan” Eder Jungkalkan Impian Tuan Rumah Prancis

Diperbarui: 11 Juli 2016   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (sumber gambar: http://bola.bisnis.com)

Pertandingan Final Piala Eropa 2016 semalam, Senin (10/7) mempertemukan Portugal kontra Tuan Rumah Perancis di Stadion Stade de France, Saint Denis, berujung dramatis. Portugal berhasil membuat menangis Prancis di kandang sendiri. Selain kehilangan sang mega bintang Christiano Ronaldo yang ditarik keluar di menit ke 25, karena mendapat cedera lutut setelah bertabrakan dengan Dimitri Payet di menit ke 7 dan digantikan oleh Ricardo Quaresma.

Perancis yang lebih diunggulkan dalam pertandingan tadi malam beberapa kali kerap mengancam gawang Portugal yang di jaga Rui Patricio. Walaupun kurang diunggulkan dibanding Le Blue, Luis Nani dkk tetap memberikan perlawanan yang sengit, sampai membuat frustasi pasukan Napoleon-Perancis. Strategi pelatih Deschamp terlalu cepat bongkar-pasang pemain salah satu faktor pendukung kekalahan tuan rumah. Selebihnya, keputusan wasit asal Inggris Mark Clattenburg, berbau kontraversi merugikan salah satu tim. Pasalnya sebelum terjadinya gol yang dilesakkan Eder menit ke-111 ke jala gawang Hugo Lloris melalui tendangan keras. Menit sebelumnya terjadi kontraversi handsball “tangan tuhan” pemain Portugal Eder di area permainan Prancis,  justru Laurent Koscielny dihadiahi kartu kuning oleh juru pengadil, free kick pun di eksekusi Quaresma pemain Portugal yang masuk menggantikan CR-7, sebelum Eder benar-benar membuktikan membuat goal  

eder-57830a76bd22bd6104ac1b21.jpg

 (sumber gambar: http://www.goal.com/)

Bagi saya pribadi, Prancis atau Portugal yang menang tidak masalah, meskipun faktanya Portugal mempermalukan Prancis, sportivitas siap menang siap kalah merupakan "kunci" kedewasaan sebuah negara atau timnas menerima kekalahan. Dari awal, saya tidak menyesal menolak ambil HAK CUTI selama dekade dua puluh tiga tahun sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) mudik lebaran di kampung kelahiran. Jagoanku “Ayam Jantan” memang gagal naik podium, akan tetapi hal ini tidak merubah keputusan untuk tetap memavoritkan Prancis, notabene banyak dihuni pemain-pemain muslim ditengah mayoritas non muslim, itulah PLURALISME. Penampilan Prancis kontra Portugal semalam begitu memuaskan, diluar dugaan teknis maupun teknis, secara keseluruhan permainan kedua kubu sama-sama memanjakan mata pemirsa.

Sebelum pertandingan media mempublikasi prediksi seekor hewan gajah Zella yang memilih bola bergambarkan bendera Portugal, ketimbang bola berbendera Prancis, sifatnya hanyalah sekedar hiburan semata yang bertujuan untuk ikut menyemarakan Piala Eropa 2016 menjadi kenyataan. De javu!!!.

Portugal akhiri “paceklik” juara setelah mengandaskan perlawanan sengit Le Blue berujung antiklimaks Prancis, maka usai sudah pagelaran EURO 2016. Bola itu bundar, sepakbola itu memang tidak melulu soal menang atau kalah. Banyak dramatisasi terjadi di lapangan hijau kita bisa petik hikmah dan pelajar filosofi memenangkan sebuah pertandingan dari perhelatan akbar Euro 2016.

“congratulations portugal for French spirit”

Makassar, 11 Juli 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline