Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Timbuseng (Bukan) Desa Tambang

Diperbarui: 3 Juni 2016   14:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Bumi cukup persediaan untuk memenuhi kebutuhan manusia, tetapi tidak akan cukup untuk memenuhi keserakahan manusia.”

(Mahatma Gandhi)

Kecamatan Pattallassaang desa Timbuseng merupakan desa yang berbukit-bukit dan terkenal akan keindahan alamnya dengan pepohonan hijau. Salah satu bukit yang terkenal adalah Bollangi, menjadi destinasi favorit masyarakat setiap akhir pekan untuk menghilangkan penat. Terletak di bagian utara Kabupaten Gowa. Bollangi merupakan dusun penghasil sukun.

lokasi-tambang-jpg-574e29abf47a61450d2c57c7.jpg

Semua itu tinggal kenangan seakan lenyap ditelan bumi, tepat pada tahun 2010, bukit-bukit di desa Timbuseng mulai menarik perhatian “investor” tambang. Penambangan dimulai disebelah utara desa Timbuseng tepatnya disamping pekuburan cina Bollangi, kemudian berpindah ke bagian barat bernama bukit Bokokura, di Jalan Balangpapa secara kontinyu berdatangan eskavato rmemulai aksi pengerukan tanah yang ada di Timbuseng. Warga begitu kaget saat melihat ada penambangan di bukit bollangi, karena sebelumnya tidak ada informasi bahwa akanada penambangan.Warga bertanya-tanya siapa yang memberi izin untuk dilakukan penambangan.Warga juga mencari tahu mengapa bukit-bukit di Timbuseng ditambang, hanya kekecewaan yang warga dapatkan terkait tambang tersebut.Was-was akan keberadaan tambang, mereka takut akan terjadi bencana di desa Timbuseng.Eksploitasi tanah, bukit membabi buta memperparah keindahan desa Timbuseng.

eskavator-di-area-tambang-jpg-574ba781c323bdbf040c1ea8.jpg

Kehadiran tambang ternyata tidak hanya menyebabkan pencemaran lingkungan, tetapi pembukaan lahan tambang membutuhkan konsesi bukit ratusan hektar. Bukit-bukit berhutan, manfaatnya selain sebagai paru-paru dunia juga mampu menghidupi masyarakat adat yang berada di sekitarnya. Rusaknya bukit Bollangi membuat ekosistem terganggu, masyarakat adat tak mampu lagi mempertahankan warisan adatnya. Dimana pengerukan kaki-kaki bukit tersebut mengancam keselamatan masyarakat, dan mematikan sumberdaya air tanah untuk kebutuhan masyarakat sekitar.

Meski sebagian besar “oknum” menyatakan bahwa adanya tambang menyebabkan kesejahteraan di sekitar daerah tambang dan daerah yang ditempatinya, itu tidak sebanding dengan kerusakan bukit yang mengancam keselamatan masyarakat. Hiruk pikuk aktivitas tambang seperti kesehatan seakan tidak mengenal waktu telah merusak indahnya pemandangan, yang terlihat hanya alat-alat berat dan puluhan mobil truk lalu lalang silih berganti mengeruk tanah di lokasi tambanggalian C.

Menurut penjelasan salah satu warga, demi menghindari serangan psikis serta keselamatan keluarga enggan disebut namanya, “Ketersediaan dan potensi bahan tambang ini memang cukup menjanjikan.Bahkan sampai dengan detik ini ketersediaan batu dan tanah timbunan bukit Bollangi sebagai lokasi tambang galian C masih tersedia meskipun perlahan tapi pasti mulai terkikis habis.

eskavator3-jpg-574baa2183afbdc804776f28.jpg

Pengerukan tambang galian C berlangsung terus menerus, guna kepentingan reklamasi pantai. Kondisi ini diperparah dengan ketebalan debu yang menganggu jarak pandang saat berkendara serta mengancam kesehatan,tidak adalagi ketenangan, kenyamanan, kesejukan seperti yang kami rasakan dahulu. Bising mesin eskavator dan truk-truk berukuran raksasa mengangkat batu dan tanah mulai pagi sampai malam,jalan-jalan beraspal penuh debu mengancam pengguna jalan, karena jika musim penghujan sangat licin karena jalan berlumpur, ketika kemarau menimbulkan debu. Ibarat mengeruk gunung menimbun sungai. ”Jelas warga tersebut.

jalantambang-ok-jpg-574e2a89d592736a0dc17cd7.jpg

Sebagaimana potensi Sumber Daya Alam lainnya, Di Desa Timbuseng ini memang sangat banyak potensi tambangnya seperti tanah, pasir atau batu untuk pondasi, tanah timbunan banyak sekali terdapat di daerah ini. Untuk mengeksplorasi bahan tambang Galian C  tersebut dari dalam sungai maupun bukit, pihak swasta atau pengelolah menggunakan tenaga mesin berupa alat-alat berat seperti buldozer dan eksavator.

Buldozer biasanya digunakan untuk pengerjaan pada tahap pertama atau land clearing untuk membangun akses jalan menuju lokasi ekplorasi tersebut. Selanjutnya untuk melakukan pengerukan tanah dari kaki bukit maka digunakanlah alat berat berupa eksavator. Semua pekerjaan yang menggunakan mesin khususya alat-alat berat semuanya menggunakan tenaga operator (didatangkan dari luar desa karena masyarakat desa umumnya tidak memiliki keterampilan sebagai operator). Selanjutnya untuk jasa angkutan material tersebut sudah pasti menggunakan kenderaan berupa truk-truk yang kesemuanya disedikan oleh pihak pengelola.

truk-pengangkut-material-tambang-574e2aefeaafbd14053aae4a.jpg

Baik dari lokasi eksplorasi maupun untuk sampai ke konsumen, dalam hal ini bisa masyarakat umum bisa juga para kontraktor yang dalam proses pelaksanaan proyek baik itu proyek pemerintah maupun pihak swasta. Permasalahan paling urgentdari pengelolaan galian C di bukitBollangi  adalah kerusakan jalan yang dilalui oleh kenderaan pengangkut galian C dari lokasi tambang menuju ke “konsumen.” Hal ini disebabkan karena kapasitas jalan sebelum hadirnya galian C di desa ini masih dilapisi dengan aspal kasar (bukan Hotmik) sehingga tidak mampu menahan beban diatasnya yang setiap hari dilalui oleh truk-truk berbadan besar, sehingga satu-satunya jalan menuju desa yang menjadi lokasi galian C tersebut rusak parah sehingga masyarakat susah untuk menuju dan ke luar apabila menggunakan sepeda motor atau kenderaan roda empat yang ukurannya relatif kecil. Permasalahan yang kedua adalah pencemaran di daerah hilir dari lokasi galian C.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline