Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

“Bau Tidak Sedap” Ungkap Misteri Pembunuhan Mahasiswi Berprestasi

Diperbarui: 6 Mei 2016   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Publik dikejutkan denganberita penemuan mayat mahasiswi di dalam toilet lantai 5 gedung Fakultas MIPA Universitas Gajah Mada, senin (2/5). Seperti pemberitaan identifikasi mayat berjenis kelamin perempuan diketahui bernama Feby Kurnia, mahasiswi Program Studi Geofisika FMIPA UGM angkatan 2015 yang dilaporan hilang selama lima hari sejak Kamis (28/4).

Beruntun peristiwa pembunuhan sambung menyambung menjadi satu itulah tindakan kriminal. Mulai pembunuhan dosen UMSU bernama Hj. Nur Ain. Episode berikutnya pembunuhan seorang anak perempuan bernama Yuyun (14) siswi SMPN 15 Rejang Lebong Bengkulu usai diperkosa 14 penjahat asusila. Jasad Yuyun ditemukan tewas di dalam hutan dengan kondisi membusuk dalam jurang di kedalaman 5 meter

[Lagi] ditemukan jazad seorang mahasiswi di dalam toilet kamar mandi tersebut bernama Feby Kurnia (19), dikenal sebagai mahasiswi berprestasi. Menyimak peristiwa berdarah ini, bahwa sesungguhnya kemerdekaan kaum hawa belum ada. Sutriyadi adalah orang pertama yang menemukan jasad Feby, setelah merasakan ada yang tidak beres di kamar mandi lantai lima tersebut tentu sangat menggegerkan seluruh mahasiswa/wi di kampus.  Aksi biadab ini tentu tidak bisa di maafkan, karena niat pertama Feby merantau adalah belajar, bukan cari mati, kalau cari mati tidak perlu jauh-jauh belajar sampai UGM Yogjakarta. Manusia hanya bisa berdo’a, berusaha, dan ikhlas, hasil akhir kita serahkan kepada sang pencipta, karena urusan jodoh, maut dan rejeki merupakan hak prerogatif Tuhan. Peristiwa ini sangat berharga, dimana kejahatan bisa terjadi dimana saja dan kapan saja tanpa terduga hanya menunggu waktu kapan takdir tersebut  terjadi, waspadalah!!!

Menurut keterangan petugas keamanan kampus penemuan mayat berawal dari bau menyengat dari lantai 5 gedung MIPA. Setelah dilakukan penelusuran pada sore hari sekitar pukul 18.30 WIB petugas keamanan mencium bau tidak sedap berasal dari toilet, pintu dalam keadaan terkunci. Kemudian petugas mencoba mendobrak pintu toilet beberapa kali tetapi tidak berhasil membuka, setelah mendapat bantuan dari petugas lain dan dilakukan buka paksa, dari sanalah ditemukan korban sudah terbujur kaku.

Dari keterangan rekan-rekan korban, almarhum anak yang berprestasi dalam bidang akademis. Juara olipiade sains nasional, sekaligus mewakili indonesia olimpiade sains di Beijing, mendiang juga juara debat bahasa inggris tingkat nasional. Harus berakhir sadis ditangan tenaga cleaning service sudah tidak diperpanjang masa kontrak kerja pada tempatnya bekerja. Sangat tidak manusiawi. Bahkan mahasiswi cerdas seperti Feby tidak luput dari penganiayaan ketika sudah tidak berdaya lalu dihabisi.

Pelaku yang sedang bersih-bersih kemudian membuntuti korban hingga ke kamar mandi. Di toilet itulah pelaku melancarkan aksinya dengan mencekik, setelah diketahu bahwa korban telah mati pelaku merampas HP serta STNK dan Motor korban. Pelaku pun beralibi agar tidak mengusik toilet paling ujung karena RUSAK. Benar-benar psikopat orang ini, bisa-bisanya setelah menghabisi nyawa orang dan menjarah harta korban, seperti tidak merasa berdosa sempat-sempatnya meninggalkan pesan seprofesi. Pembunuh belakangan diketahui identitasnya bernama R. Eko Agus Nugroho (26) alias EAN merupakan warga Dusun Jati, Wonokromo, Pleret Bantul Yogjakarta karena menginginkan harta korban. memuncak dan tinggi akan menutupi akal sehat manusia, sehingga akan membuat seseorang secara tidak sadar melakukan hal-hal diluar nalar hingga tega membantai, demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Hanya gara-gara mengingikan harta korban berujung maut.

Kian serem saja dunia pendidikan seiring ditemukannya jenazah tidak berdosa di toilet lantai lima gedung S-2 dan S-3 MIPA UGM, pada 2 Mei 2016. Dengan peristiwa “gila” semangat “Hari Pendidikan Nasional” tercoreng. Meski pada akhirnya pelaku diringkus aparat keamanan, apakah ada jaminan “mutu” keamanan serta kenyamanan tidak akan terjadi peristiwa serupa?. Sehingga akan mengusik ketenangan mahasiswa/wi, bisa-bisa menurunkan kualitas perkuliahan jika peristiwa kelam ini terjadi di Universitas lain selain UGM.

Sempitnya lapangan pekerjaan, karut marutnya kondisi perekonomian, suburnya angka korupsi, kriminalitas, tingginya budaya egoisme di indonesia batu loncatan orang baik-baik gelap mata nekat melakukan perbuatan di luar akal sehat. Diakui atau tidak kenyataannya hanya dengan cara demikianlah segala kebutuhan hidup akan terpenuhi walau harus “membunuh” sekalipun.

Makassar, 6 Mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline