Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Hikmah di Balik BRT, Mengitari Kota Daeng Bersama Orang Tercinta Bukan Sekadar Cerita

Diperbarui: 9 Februari 2016   01:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Halte Depan MaRi Mall-Samratulangi Makassar"][/caption]Keberadaan kendaraan umum seperti BRT (Bus Rapid Transpartations) salah satu cara elegant mengurai kemacetan di Makassar. Untuk kedua kalinya saya menunggangi kendaraan “raksasa” berwarna biru, setelah sebelumnya pada hari Minggu, 3 Januari 2016 bersama anak saya menginjakkan kaki ke dalam BRT, kesempatan kedua baru terealisasi pada 31 Januari 2016.

Saya mengajak istri mengitari kota daeng naik BRT. Seperti biasanya, saya naik dari Halte dekat perumahan Bumi Permata Sudiang koridor 3 Mall Panakkukang akrab dengan MP, sebagai titik tengah pemberhentian. Tujuan kali ini adalah MaRi Mall yang terletak di jalan Ratulangi, selain menikmati suasana kota, sekaligus mengulangi masa pacaran dahulu, perjalanan dilakukan berdua saja, rasanya “dunia ini hanya milik kita berdua” ehem!!! kapan lagi, selagi masih diberi nyawa, iya kan?

Hari masih pagi sekitar pukul 9.00 wita, tergopoh-gopoh saya mengejar Bus yang sedari tadi standby, jadi bergegas kami naik dalam kabin bus, suasana lengang merupakan pemandangan akrab bagi kami, hanya ada beberapa penumpang termasuk empat orang wisatawan mancanegara, tentu hal ini menambah suasana kian romantis berbanding terbalik saat naik mikrolet angkutan kota penuh sesak, penat-kepanasan, bercampur asap rokok serta ngetemnya lama belum lagi jalannya maju mundur, berhentinya sembarang tempat guna nguber setoran, membuat suasana happy menjadi penuh emosi.

[caption caption="MaRi Mall Samratulagi Makassar"]

[/caption]Sebelum menuju Tempat Keliling Perkotaan (TKP) MaRi Mall, BRT terlebih dahulu transit di Mall Panakkukang sebagai titik tengah atau center point, lalu melanjutkan perjalanan menggunakan BRT tujuan MaRi Mall. Kesan pertama, istri saya merasakan luasnya kabin bus tersebut. Kami sangat menikmati perjalanan dengan santai.

Begitu merapat di Halte Cokro dekat kampus, datanglah seorang kondektur berseragam biru-biru menghampiri dan menyodorkan secarik karcis berwarna hijau muda. Di situ tertera tarif BRT sebesar Rp. 5000. “Murah kan? Ujar saya kepada istri,” lebih nyaman dan aman.

Dari dalam kabin BRT, dapat menikmati berbagai fasilitas seperti AC, dimana selama ini hanya mampu menikmati fasilitas (AJ) angin jendela dari angkutan umum, sayup-sayup terdengar lantunan nyanyian biduan dari radio menambah suasana kian melankolis, kabin sangat luas membuat kita lebih leluasa wira-wiri berpindah tempat duduk, hingga menggoda mata terkatup lelap seakan enggan beranjak turun menikmati fasilitas ini, rasanya cukup memberi kepuasan tersendiri saat menumpangi BRT dengan nama lengkap BRT Trans Mamminasata ini.

Kami pun menikmati pemandangan kota secara leluasa. Bahkan bisa beristirahat hingga sejenak tertidur, bila rute perjalanan cukup jauh. dalam menikmati BRT kami mendapat pengalaman baru, berbincang-bincang, sekaligus bertukar fikiran dengan sesama penumpang sembari bersantai.

Maraknya kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat beraneka merk berseliweran di jalan-jalan raya. Semakin meramaikan kendaraan turun ke jalan raya, maka semakin tinggi pula angka kemacetan, angka kriminal, kecelakaan serta polusi turut meningkat. Kita semua pasti tidak menginginkan kemacetan, tapi sebenarnya kita sendirilah “produk” kemacetan tersebut.

Sudah saatnya membudayakan naik BRT, sebagai bukti partisipasi masyarakat menguarai kepadatan lalu-lintas di Makassar, di tengah-tengah maraknya pete-pete (mikrolet), kendaraan pribadi/dinas baik roda dua maupun empat kian “sesak” menguasai jalanan, sejauh ini telah hadir sebuah kendaraan umum baru lebih nyaman dan berstandard nasional, nama kendaraan umum itu adalah Bus Rapid Transit (BRT).

Saat ini nampaknya pemerintah setempat segera memulai untuk menambah armada BRT serta rute demi terciptanya lalu lintas yang ramah terhadap pejalan kaki sekaligus mengurangi kemacetan.

Acapkali weekend mindset saya memanfaatkan BRT untuk melakukan perjalanan keliling kota. Perjalanan menggunakan BRT terasa lebih berbeda. Saya merasa seperti seorang wisatawan yang berada di kotanya sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline