[caption caption="Materi dari Ibu Ninik Nuryanto"][/caption]Masih pada waktu dan tempat yang sama P3E Suma-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyelenggarakan program Sosialisasi program eco family selama 3 (tiga) hari tanggal 17 sampai 19 Desember 2015 di Aula Villa Kampoeng Bira-Bulukumba. Dengan mengundang Ibu Ninik Nuryanto sebagai pembicara utama.
Siapa yang tidak mengenal sosok “Srikandi” Ibu Ninik Nuryanto (Kelompok Swadaya Masyarakat peduli Lingkungan) asal Kampung Rawajati-Jakarta Selatan. Beliau merupakan generasi ke dua setelah ibu Bambang Wahono sebagai pejuang lingkungan.
Kehadiran beliau selain sebagai narasumber, Ninik merupakan perempuan “inspirator” penggerak daur ulang sampah di tempatnya berdomisili. Pahit getir mengajak masyarakat mengelola sampah beliau sering rasakan. Berbagai penghargaan telah ia peroleh berkat tegar di dunia persampahan dan lingkungan. Hingga kemudian dinobatkan sebagai Kampung Hijau.
Dengan jadwal yang begitu padat tentu agak sulit menggandeng “srikandi” asal Rawajati Jakarta Barat ke Bulukumba-Makassar, namun adanya chemistry begitu erat terhadap lingkungan, maka dengan segala keterbatasan waktu, beliau hadir sebagai inspirator.
Pengalaman ibu Ninik mengabdikan diri dengan memberi contoh sebagai pelopor lingkungan, tak bosan-bosannya memotivasi tetangga sekitarnya untuk bersama-sama mengelola sampah serta menghijaukan lingkungan dengan berbagai tanaman, baik berupa tanaman obat maupun tanaman hias. Maka tidak heran dalam waktu tidak terlalu lama mampu mengubah lingkungan kumuh menjadi lingkungan hijau, bersih asri.
Sampah dikelola secara kolektif dan dengan sistematis. Dengan lincah dan antusias para peserta sosialisasi eco family tak luput dari motivasinya untuk bersama-sama mengelola sampah secara mandiri dan mengajak masyarakat sebelum membuang sampahnya ke TPA agar terlebih dahulu dibawa ke bank sampah terdekat, selain bernilai ekonomis juga mengurangi penggunungan sampah ke TPA.
Dalam pemaparannya ibu Ninik mengajak peserta soasialisasi eco family untuk memilah sampah dari pusatnya yakni rumah tangga atau keluarga melalui metode 3R, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi volume pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Paling tidak setiap keluarga memiliki minimal 2 (dua) pemilah sampah.
Dengan penuh semangat, Ninik mengatakan “jika satu keluarga mampu mengelola lingkungannya sendiri, kemudian diikuti oleh keluarga lainnya ditingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota hingga provinsi, maka upaya menciptakan indonesia bersih akan terwujud” Katanya.
Srikandi dari Kampung Rawajati telah membuktikan sanggup mengubah lingkungan kumuh dan gersang menjadi lingkungan yang hijau, bersih, dan asri, masak para Gatotkaca yang katanya “berotot kawat tulang besi” kalah sama Srikandi?
Makassar, 23 Desember 2015