Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Persengkokolan

Diperbarui: 3 September 2015   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 sumber gambar: www.google.com

Persengkokolan adalah tindakan mempengaruhi atau menghipnotis secara bergerombol lebih dari satu orang. Memonopoli seseorang atau lembaga pemerintah/swasta agar terlihat dominan “saja”.

Melakukan aksi supresif, terstruktur, dan bersifat vandilisme terhadap seseorang dengan menjanjikan “iming-iming besar” bermaksud dan bertujuan mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dengan pengeluaran sekecil-kecilnya atas dasar nafsu pribadi/golongan/kasta, demi mempertahankan sebuah “dinasti”.

Pada ujung-ujungnya anda juga “tumbalnya” manusia seperti itu kita ibaratkan tumbuhan “benalu”, menari diatas penderitaan orang lain, sudah sepantasnya dibinasakan, sebut saja; begal motor, rampok, koruptor, tawuran, paling populer adalah “perang tender” disinilah tempat lahirnya PERSENGKOKOLAN, apa lagi ya?? Silahkan ditambahkan.

Rambut boleh sama hitam tapi otak manusia siapa yang tahu?
Darah sama merah, tulang sama putih, tapi watak dan karakter sebagai pembeda......
Kasta boleh berbeda, tapi nasi juga yang kita makan to....
Kalau buang hajat baik hajat besar maupun hajat kecil bau BUSUK to
Mereka lebih pantas disebut “sampah masyarakat” lebih tepatnya PENGECUT.

Tulisan ini sebuah ungakapan hati nurani yang paling dalam, begitu kurang menyukai namanya PERSENGKOKOLAN, makanya saya begitu kurang mendapat respect, dan sebisa mungkin menghindarinya.

Memang sih...

Tidak ada manusia yang sempurna, meskipun khitahnya makhluk sempurna, karena kesempurnaan hanya milik ALLOH SWT.

Sedulur dari persengkokolan; intrik, kolusi, konspirasi, perkomplotan, persekutuan, rekayasa, sabotase dan lain-lain.
Akhirnya saya sudahi sajalah, entar malah ada yang tersungging...eh...salah ding...tersinggung dengan uraian kata ini.
Biarlah pengamat artikel dan tulisan yang menilainya. Apabila termasuk kategori tulisan LATAH ya monggo.

Menulis itu merdeka, tidak boleh dikekang atau di kotak-kotak, biarin aja mengalir seperti air, sampai dimana tulisan itu bermuara. Selama tulisanku tidak menyinggung perasaan TUHAN yaa mosok jadi Masalah buat LOH!!!. Alm. K.H. Zainuddin MZ pernah berwasiat: "Jika pedang melukai tubuh, ada harapan kian sembuh, jika lidah melukai hati, kemana obat hendak dicari".

Indonesia sudah merdeka 70 tahun lalu BUNG kok masih dikekang, kapan merdekanya!!!!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline