Lihat ke Halaman Asli

Pipit Nurviyanti

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Mengulik Kisah di Balik Makam Sunan Bonang

Diperbarui: 1 November 2021   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama Juru Kunci Sunan Bonang/dokpri

TUBAN- Jum'at, 15 Oktober 2021 Mahasiswa KKN RDR Kelompok 105 UIN Walisongo Semarang mengunjungi juru kunci Makam Sunan Bonang di Kutorejo, Kecamatan Tuban, Jawa Timur.

Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian mahasiswa untuk menghargai situs sejarah walisongo terutama yang ada di wilayah Bonang. Selain itu juga untuk mendapatkan informasi mengenai seluk beluk makam Sunan Bonang.

"Makam Sunan Bonang tersebar di 3 tempat yaitu Lasem (Rembang), Tuban, dan Bawean. Namun jumhur ulama dan ahli sejarah  meyakini bahwa makam Sunan Bonang yang asli terdapat di Tuban. Hal ini dapat dibuktikan dari proses pemakamannya. 

Awal mulanya, jenazah beliau sudah dimakamkan di Lasem, namun santri beliau yang berasal dari Bawean tidak terima dan akhirnya mencuri jenazah Sunan Bonang dengan menggunakan kapal kayu. 

Di tengah perjalanan tepatnya di Laut Bonang, tiba-tiba kapal tersebut berhenti dan setelah diperiksa selama 3 hari, ternyata tidak terdeteksi adanya kerusakan di kapal tersebut." Tutur Pak Ilham, selaku juru kunci makam Sunan Bonang.

Tidak hanya sampai disitu, juru kunci yang dikenal dengan nama Pak Ilham juga menuturkan "adanya kejanggalan tersebut, menimbulkan penafsiaran bahwa jenazah Sunan Bonang tidak mau dimakamkan di Pulau Bawean. 

Akhirnya mereka bersepakat untuk memakamkan jenazah Sunan Bonang di dataran Bonang, Tuban. Sementara santri Bawean hanya membawa pulang kain kafan jenazah Sunan Bonang yang kemduian juga dimakamkan di Pulau Bawean"

Kegiatan wawancara tersebut berlangsung selama 30 menit dan dilanjutkan dengan ziarah bersama di Makam Sunan Bonang.

Terakhir beliau berpesan agar selalu menghargai jasa para pendahulu kita, karena adanya kejadian hari ini tidak pernah terlepas dengan kejadian kemarin. Justru lewat kejadian kemarin harus dijadikan sebagai pembelajaran untuk menuju kehidupan yang lebih baik lagi. Wallahu a'lam bishawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline