Lihat ke Halaman Asli

Negative Thinking

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu sore berbincang dengan kawan lama dia berkata "cie..cie..yang jadi anak Jogja sekarang. Pasti udah masuk ke tempat dugem-dugem nih. Jogja kan pergaulannya bebas banget, pasti berubah jadi bandel, and blablabla..."

Hah, segitu negative-nya apa orang yang tidak tahu langsung men-judge seenaknya sendiri? toh itu kan dia cuma dengar-dengar apa kata-kata segelintir orang, sementara dia tidak merasakannya sendiri. Saya tidak tahu apakah saya bertambah nakal atau tidak selama hidup di kota Jogja (menurut pandangan saya sendiri). Saya sendiri tidak berani mencoba-coba hal-hal negative karena sekali saya terjerumus, susah untuk lepas dari hal-hal itu. Saya mengakui kalau kehidupan saya di Jogja kebanyakan main, tapi saya malah merasa diawasi dengan ketat. Kemana-mana ditanya oleh ibu kos atau penjaga kos, pulang harus dibawah jam 9 malam, dll. Saya tidak tahu apakah saya berada di daerah Hitam atau Putih kehidupan, atau di tengah-tengah antara keduanya. Tapi saya merasa dalam kehidupan ini dosa saya lebih banyak sedikit daripada pahala saya. Dan semoga untuk kedepannya saya bisa merubah semua, dan menabung pahala sebanyak-banyaknya.

Semua itu tergantung diri masing-masing individu bagaimana kita menjalani hidup.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline