[caption id="attachment_295488" align="aligncenter" width="320" caption="You & Me"][/caption]
Peserta No. 1 :
/1/
Semesta menahan napas kegetiran
Aku hanyut dalam kesenduan-kesenduan zahir
Manakala aku berdiri tegak diantara benci dan rindu
Ketangkasan nalarku tumpul
Aku menatap rasa rindu ini
Aku berteriak
Aku lemas
Aku harus susul dia
Aku harus kejar dia
Aku meloncat
Langkah-langkahku seperti terbang diatas tanah
Aku seperti kesurupan
Demi Tuhan, aku rindu,
Demi Tuhan pula, aku benci.
Benci itu membuatku terbelenggu
Rindu ini yang membebaskannya
Jangan beri tepuk tangan padaku, kau coba mengejek ku.
Disaat aku membutuhkan dukungan karena rindu
Aku bahkan dapat penghinaan dengan benci
Aku seperti tunas kentang yang baru tumbuh
Hati kecilku mengatakan, ‘rindu’
Bisikan itu bilang, ‘benci’
Benci tapi rindu
/2/
Aku kira kau seperti angin
Wajahmu seperti bayang-bayang yang berlalu
Kiranya waktu sudah mengkerut
Aku tak mungkin lagi kembali ke masa indah yang telah lama membiru
Sebiru langit biru
Kuatnya rasa rindu ini tak bisa ku singkirkan
Ternyata didalamnya ada juga rasa benci yang mengendap
Kalau kau rindu sebut nama ku
Lihatlah dengan hatimu yang bersih
Barangkali teriakan kerinduan batinmu bakal menerobos gunung
Kau merindukan waktumu yang telah berlalu
Aku adalah kau
Kau adalah aku
Aku tak mendengar apa-apa selain nafasku, nafasmu
Suara-suara hati kita tak kan pernah binasa
Aku menikmati pengembaraan ini dengan bisu
Didalam jarum jam yang berputar aku melihat nafas yang ada dalam dirimu
Betapa ajaibnya rasa rindu ini
Rasa-rasanya ada ‘perasaan aneh’ dalam sukma yang mengusik kesadaranku
/3/
Angin di bulan Februari menari-nari diantara awan berarak
Perasaan-perasaan ini selalu hadir dan memanggil namamu
Memuncak dari endapan rasa rindu yang tak tertahankan
Angin itu yang menyampaikannya padaku
Aku trus bertanya berulang-ulang, dimanakah gerangan dirimu?
Sepi menekan-mendesak-menekuk
Aku luruh-kaku dalam diam yang dingin
Dan menanti!
Kepada siapa kiranya aku dapat menyatakan isi hati ini
Ketika aku bercakap pada diriku
Menginsafi kenyataan betapa rapuhnya jiwaku
Aku dan sebuah monolog sunyi
Antara aku dan diriku
Antara perasaan ku dan pikiranku
Antara bisikan dan suara hatiku
Monolog itu tak memberiku jawaban apa-apa!
Ketika kami menunggu Kereta Senja dari Kuala Tungkal ke Surabaya, 14 Februari 2014
*******
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul :Inilah Hasil Karya Peserta Event Fiksi Valentine.Dan,Silahkan bergabung di FBFiksiana Community
Sumber gambar : http://gilangbrianramadhan.blogspot.com/2011/02/untuk-seseorang-yang-aku-benci-tapi.html
*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H