Lihat ke Halaman Asli

Stop Berita Hoax COVID-19! Informasi Tepat, Penanganan Cepat

Diperbarui: 14 April 2020   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

       Beberapa bulan terakhir ini seluruh dunia dihebohkan dengan kasus adanya corona virus atau Covid 19. Sebagian besar masyarakat dibuat khawatir dan was-was akan virus tersebut. Nah sebenarnya apa sih Corona virus dan Covid 19 itu? Apakah sama atau berbeda? Jadi Corona virus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Corona virus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19. COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis corona virus yang baru ditemukan. Penyakit ini teridentifikasi oleh WHO sebagai SARS-CoV-2 yang menyerang pernapasan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019 (www.who.int).

      Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terjangkit virus ini. COVID-19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan napas. Orang yang menyentuh benda yang sudah terkena percikan dan menghirup percikan dapat tertular virus COVID-19 ini. 

      Protokol penanganan COVID-19 yaitu untuk mendeteksi penyebaran virus ini pemerintah melakukan skrining kesehatan dengan metode tes cepat atau rapid test, masyarakat yang dinyatakan positif COVID-19 akan mendapatkan penanganan sesuai dengan tingkat keparahannya. Hingga saat ini belum ada vaksin dan obat melawan virus tertentu untuk mencegah atau mengobati COVID-19. Namun, orang-orang yang sakit perlu mendapatkan perawatan untuk meredakan gejala-gejalanya. Orang-orang yang sakit serius harus dibawa ke rumah sakit. 

      Lalu bagaimanakah peran teknologi komunikasi dan informasi dalam penanganan pandemi COVID 19? Karena tergolong pandemi, maka di era digital ini media komunikasi dan informasi berperan sangat penting terhadap penanganan COVID-19 di dunia. Sehingga sangat penting untuk menciptakan kebijakan berkomunikasi dan membagikan informasi di media massa, baik media cetak maupun media elektronik dan media sosial yang lebih cepat menyebarkan suatu informasi kepada khalayak. 

      Dengan cepatnya perubahan perkembangan COVID-19 di dunia menyebabkan sulitnya para jurnalis dan wartawan dalam mengikuti setiap langkah perkembangan COVID-19. Boleh jadi informasi yang kita dapatkan sekarang akan berubah drastis pada hari berikutnya. Begitu juga dengan pemberian kebijakan lockdown, quarantine, dan belajar dirumah oleh berbagai instansi pendidikan di dunia dan kebijakan lain yang selalu berubah menyesuaikan perkembangan COVID-19. Oleh karena itu kita harus ekstra fokus dan kritis dalam mencerna suatu informasi yang tersebar di berbagai media massa sehingga tidak terjerumus ke dalam berita bohong (HOAX). Penting bagi masyarakat untuk mengetahui fakta yang ada di lapangan mengenai perkembangan, pencegahan, dan penanganan COVID-19. Sehingga media massa dalam sarana pemberian informasi dan teknologi komunikasi sebagai jembatan interaksi begitu berperan dalam penanganan COVID-19 terutama dengan kebijakan social distancing, quarantine, dan di rumah saja. Tentu bagi masyarakat yang berada di rumah saja mengandalkan media komunikasi dan informasi dalam mendapatkan informasi terkini. 

      Secara nyata dengan adanya media komunikasi masyarakat tentu dapat berinteraksi dengan dunia luar tanpa khawatir akan tertular. Selain itu dengan adanya media komunikasi masyarakat dapat dengan mudah menghubungi pihak berwenang untuk penanganan COVID-19, contohnya di Indonesia adalah dengan disediakannya nomor yang dapat dihubungi di berbagai daerah terkait keterjangkitan COVID-19, selain itu WhatsApp bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika membuat hotline bernama COVID.19.GO.ID (https://www.covid19.go.id) untuk memberikan informasi seputar virus corona. Nomor hotline COVID.19.GO.ID adalah 081133399000 dan bisa menghubungi 119 untuk mendapatkan bantuan bila ada gejala. Untuk berinteraksi dengan chatbot COVID.19.GO.ID, pengguna bisa menuliskan pesan "Halo" untuk pertama kalinya kepada akun WhatsApp Bisnis tersebut. Setelah itu, mesin secara otomatis akan memberikan jawaban informasi apa yang dibutuhkan seputar pandemi virus corona di Indonesia, antara lain perkembangan kasus COVID-19, gejala penyakit dan nomor telepon yang bisa dihubungi jika merasakan gejala. Sehingga masyarakat tidak perlu bingung harus menghubungi ke mana apabila dirinya, sanak saudara ataupun tetangganya yang dicurigai tertular virus corona. 

      Kemudian terkhusus untuk peran nyata media informasi cetak, elektronik ataupun digital. Saat ini sangat diperlukan adanya kebijakan dalam penyebaran informasi. Penyebaran informasi tentang COVID-19 sebenarnya dapat dikendalikan oleh masing-masing individu di dunia ini, namun informasi yang dibagikan belum tentu sesuai dengan kenyataan yang ada di dunia. Sehingga yang dapat dilakukan oleh setiap individu di dunia adalah dengan setidaknya tidak ikut berperan menyebarkan berita bohong (HOAX), sehingga tidak menimbulkan kepanikan dan kericuhan publik. Media informasi ini memiliki kekuatan yang besar dalam menggerakkan opini publik, maka media ini tentu harus memiliki kontrol terhadap informasi yang diberikan harus berkualitas. Faktanya pada saat ini yang dilakukan media informasi adalah sedikit lebih terfokus pada jumlah manusia yang menjadi korban COVID-19. Untuk mengetahui perkembangan terbaru secara rinci disetiap negara  mengenai jumlah manusia yang terjangkit COVID-19 bisa membuka website John Hopkins University & Medicine (https://coronavirus.jhu.edu/map.html) sedangkan untuk di Indonesia bisa membuka website COVID.19.GO.ID (https://www.covid19.go.id). Namun apakah saat ini yang paling penting membicarakan jumlah ODP (Orang Dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan), Susspect (diduga terjangkit), jumlah yang positif, jumlah yang meninggal, dan jumlah yang sembuh yang memang sudah banyak dan meningkat setiap saat? Meskipun tidak diragukan lagi bahwa informasi jumlah penderita COVID-19 ini sangat menarik bagi publik akan tetapi apakah merupakan hal bijak bagi media informasi terfokus pada jumlah? Kebanyakan informasi yang dibicarakan masyarakat adalah mengenai pertambahan jumlah ODP, PDP, Suspect, jumlah yang positif,  jumlah yang meninggal dunia, dan jumlah yang sembuh. Bukan mengenai bagaimana cara pencegahan penularan COVID-19, apa saja gejalanya dan bagaimana penanganan apabila di masyarakat terdapat manusia yang terkena COVID-19?

      Oleh karenanya media informasi juga harus update mengenai bagaimana bisa angka tersebut bisa meningkat dengan signifikan, bagaimana penanganan pemerintah terhadap COVID-19, dan penting sekali untuk menginformasikan bagaimana gejala, cara penularan virus, cara pencegahan penularan virus hingga kepada penanganannya. Sehingga dengan informasi yang berkualitas ini akan kembali mengarahkan opini publik tentang pentingnya pencegahan dan penanganan COVID-19 di dunia, bukan pentingnya jumlah yang meningkat di setiap negara yang terjangkit pandemi COVID-19 ini. Selain itu media komunikasi juga harus senantiasa di upgrade agar lebih efisien dan dapat digunakan menyeluruh di setiap bagian masyarakat. 

      Sehingga upaya pencegahan penyebaran COVID-19 dari berbagai pihak ini akan cepat, tepat, dan tidak terhambat oleh hoax, kepanikan, dan kebingungan akan pertanyaan bagaimana, mengapa, dan apa yang harus dilakukan. dan membutuhkan solidaritas dan kerjasama setiap golongan masyarakat di dunia harus digencarkan demi mengakhiri rantai krisis dunia ini. 

img-20200409-wa0061-5e95d23cd541df4e18265972.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline