Orang Malas Tidak Mau Proses
Karya : Pipi lutina
Kadang kita di kehidupan dunia ini melihat dan bahkan pula menghadapi orang yang malas, tak jarang kita merasa kesal dan resah menghadapi orang yang pemalas, karena orang pemalas sangat benci dengan proses, dia maunya uang yang di terima tanpa harus bekerja keras (susah payah) dan apabila mereka bekerja mereka maunya kerja ringan (tidak mau kerja yang berat) maunya instan (cepat) serta ingin mendapatkan hasil yang banyak
Tidak jarang pula, apabila mereka bekerja maunya langsung dapat hasil (uang) jika tidak mereka akan marah, apalagi bila hasil (uang) yang mereka dapat cukup besar dia akan merasa senang tapi jika hasil ( upah) yang mereka dapatkan di tunda mereka akan merasa kesal dan marah bahkan akan meninggalkan pekerjaan mereka .
Apabila orang malas bekerja di satu perusahaan atau yang lainnya dengan gaji yang akan di bayar setelah mereka bekerja selama satu bulan dengan adanya peraturan yang sangat ketat mereka akan merasa kesal, marah- marah serta bosan. Sehingga mereka lebih memilih keputusan untuk berhenti dari pekerjaannya, mereka lebih suka dengan pekerjaan yang tidak terikat (ketat) bahkan mereka lebih suka kesana-kesini , ngobrol yang tak tahu ujungnya.
Jiwa mereka tidak mempunyai rasa beban dan tanggung jawab, walaupun sebenarnya mereka tahu akan hal itu. Tapi dengan kepintaran mereka dapat membolak balikan kata (mengeles) dengan berbagai macam alasan, hingga jiwa mereka merasa senang dengan keadaan sekarang.
Banyak orang mengatakan bahwa mereka adalah benalu ( menyusahkan) masyarakat, tapi dengan bangga nya mereka mengatakan aku hebat, aku bisa memiliki rumah yang bagus, aku bisa memiliki mobil mewah , tanpa harus bekerja keras dan menunggu lama untuk mendapatkan itu semua.
Padahal banyak masyarakat yang terganggu dan mencemoohkan mereka . Mereka tetap saja dengan pendiriaannya bahwa dengan cara ini mereka bisa hidup enak dan mewah. Mereka lebih suka dengan mengadahkan tangan saja, mereka tidak malu meminta sambil memelas kasihan kepada semua orang dengan berbagai macam cara dan alasan.
Dengan cara seperti orang tak lazim. Mohon maaf dengan cara pura --pura buntung tangan dan kakinya, berdarah dengan cara di perban, membawa balita yang kelaparan dan masih banyak lagi bahkan mereka sanggup dengan mengoperasikan niatnya untuk meminta-minta seluruh tubuhnya mereka lumuri dengan tinta , setiap pagi mereka selalu beroperasi dengan cara ada yang meminta di jembatan- jembatan penyebrangan, di lampu merah, di jalan --jalan, di tempat --tempat rekreasi, di tempat-tempat ibadah bahkan sampai ke rumah-rumah penduduk mereka dengan secara langsung meminta --minta tanpa ada rasa malu sedikitpun.
Karena mereka ber pikir dengan meminta mereka tidak perlu capek-capek mengeluarkan tenaga,keringat hingga waktu yang lama untuk mendapatkan uang dengan jumlah yang segitu, mereka lebih suka mengadahkan tangan ( meminta-minta) kepada semua orang dengan mengandalkan balas kasihan dari orang dengan cara berpura-pura, dengan berbagai macam alasan agar orang iba dan kasihan melihatnya sehingga orang tersebut dengan gampangnya mengeluarkan uang dan memberikan kepadanya.
Dan tak main-main ternyata pendapatan mereka dengan cara meminta-minta dan mengharapkan balas kasihan orang lain mereka bisa mendapatkan penghasilan yang lebih banyak bahkan bisa-bisa melebihi UMR di jakarta. Sehingga mereka bisa membangun istana di tempat daerahnya dia di lahirkan, bahkan kehidupan merekapun sangat mewah.