Bulatkan Tekad Dalam Meraih Mimpi
Karya : Pipi Lutina
Tina di lahirkan dari orang yang biasa-biasa saja, kehidupan tina dan keluarganya hanya cukup untuk bisa makan, sedangkan untuk biaya sekolah tina harus bekerja serabutan dari memcuci baju dari rumah ke rumah, jualan keliling jalan, dll. Walaupun orang tua nya menyuruh tina mengurungkan niatnya untuk melanjutkan sekolahTapi niat tina tidak gentar dia tetap semangat untuk melanjutkan sekolah.
Banyak sekali orang --orang bahkan saudara sendiri pun pada mencaci maki, merendahkan, menjahui dan menertawakan tina, dia menghina sambil berkata mana bisa kamu sekolah buat makan aja susah jangan sok-sokan mau sekolah tinggi?, orang tua kamu aja orang tidak punya mana mungkin sanggup buat biaya sekolah?. Sakit dan sedih rasanya hati ini mendengar hinaan dan caci maki orang terhadap dirinya.
Niat tina kuat dia tetap pada pendiriannya tidak mau putus asa,walaupun hambatan dan keadaan tidak memungkinkan aku untuk melanjutkan sekolah, walaupun tina harus kerja keras dia harus membagi waktu antara sekolah dan kerja serabutan guna menambah biaya untuk sekolah tina tetap sabar dan ikhlas untuk menjalankan semua ini, tidak ada raut kesedihan di wajah tina. Yang ada di pikiran tina hanya bagaimana aku (tina) bisa menggapai cita -- cita yang aku (tina) dambakan atau impikan.
Setiap tina berangkat untuk bekerja serabutan dia melihat teman temannya pada pergi jalan-jalan dan bersenang- senang, ingin rasanya di hati ini menggis dan menjerit tapi apalah dayaku, aku (tina) harus bekerja keras untuk biaya sekolah, dia harus membuang rasa itu guna mencapai cita-citanya. Dia (tina) tidak pernah merasa malu dan gentar untuk melakukan pekerjaan serabutan, dia tetap semangat karena di hati tina tertanan cita-cita yang harus tina kejar setinggi langit.
Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, tina tetap konsisten dalam melaksanakan semua pekerjaan serabutan dan sambil melanjutkan sekolah. Walaupun selama proses belajar tina selalu menanggis, bahkan banyak sekali kendala yang dia hadapi, tak jarang dia merasa capek, letih bahkan sampai-sampai putus asa dan bahkan mau berhenti sekolah karena tak sanggup lagi . Tapi tina selalu sabar dan sholat serta meminta kepada Alloh SWT agar di berikan kemudahan dan kelancaran dalam menjalani proses belajar dan supaya tercapai cita-cita yang tina inginkan dan dia damba-dambakan akan segera terujud dan cita --cita tina untuk membantu perekonomian orang tuanya serta menaikan derajat orang tuanya.
Dengan kesabaran dan kedekatanya tina kepada Alloh SWT di situlah Alloh SWT membimbing dan membantu tina dalam belajar dan mencapai cita-citanya, bahkan banyak juga yang membantu memberikan semangat kepada tina, agar tercapai cita-cita tina. Dan tina sungguh amat bersyukur kepada Alloh SWT dan guru-guru serta teman-temannya sehingga dia lulus sekolah dan tercapai cita-cita yang dia impi -- impikan dan dia inginkan.Sekarang tina tersenyum bahagia atas prestasi yang dia sandang selama ini.Ternyata jerih payahnya selama ini tidak sia-sia, hingga menghasilkan buah yang sangat manis.
Sekarang banyak orang yang terkagum-kagum atas pencapaian tina, saudara-saudara yang dulu menjahui dan merendahkan keluarga tina sekarang banyak yang mendekat dan menganggap tina saudaranya, bahkan orang orang yang dulu pernah menghina dan mencaci maki tina sekarang dia kagum dan salut sama pencapaian tina sekarang ini. Bahkan tina selalu di jadikan contoh kepada kepada orang --orang di sekelilingnya.
Setelah tina berhasil atas pencapaiannya selama ini, keluarganya tidak lagi mengalami kesusahan ekonomi seperti dulu,tina tidak lantas sombong dan angguh. Tina tidak menaruh dendam atas perlakuan saudara- saudaranya dan orang-orang di sekitarnya. Bahkan tina selalu bersyukur atas karunia yang telah Alloh SWT berikan kepada tina. Tina selalu membantu dan menolong saudara-saudaranya bahkan orang di sekitarnya merasa senang atas bantuan yang di berikan oleh tina.Kini tina dan keluarganya di sanjung dan di hormati oleh seluruh warga setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H