Lihat ke Halaman Asli

Kualitas Pembelajaran Aktif Kurikulum 2013

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada tahun 2001 Jepang mengadakan reformasi sistem pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikannya, agar kompetensi yang ditingkatkan pada siswa sesuai dengan yang diperlukan di abad-21. Hasil dari reformasi itu diantaranya adalah pembelajaran aktif yang kaku, seperti model-model pembelajaran dan pembelajaran dengan LKS, ditinggalkan dan diganti dengan pembelajaran aktif yang fleksibel. Pembelajaran aktif yang kaku kualitasnya rendah. Pembelajaran aktif tersebut tidak mampu meningkatkan kompetensi siswa yang diperlukan di abad-21. Karena itu, diganti dengan pembelajaran aktif fleksibel yang kualitasnya tinggi untuk meningkatkan kompetensi siswa sesuai dengan yang diperlukan di abad-21. Banyak negara-negara lain di luar Jepang yang datang mempelajari hasil reformasi tersebut dan menggunakannya sesuai dengan keperluannya masing-masing. Dengan hasil reformasi itu, Jepang memasuki abad-21 dengan pembelajaran aktifnya yang baru.

Pembelajaran aktif yang kaku yang ditinggalkan Jepang masih tetap ditekuni di Indonesia dari sejak puluhan tahun yang lalu dan mungkin sampai puluhan tahun yang akan datang. Jika Jepang memasuki abad-21 dengan sistem pendidikannya yang baru yang diimplementasikan dengan pembelajaran aktif yang baru, Indonesia memasuki abad-21 dengan kurikulumnya yang baru yang diimplementasikan dengan pembelajaran aktif yang kaku yang sudah lama ditinggalkan Jepang. Karena itu, walaupun kurikulum 2013 berhasil diimplementasikan, generasi tahun 2045 akan dipenuhi dengan usia produktif yang kualitasnya dibawah kualitas usia produktif negara-negara lain. Dengan demikian, tahun 2045 bukan merupakan generasi emas, melainkan generasi tembaga. Sebenarnya kurikulum 2013 sudah merupakan kurikulum abad-21, tetapi karena diimplementasikan dengan pembelajaran aktif yang kualitasnya rendah, hasil implementasi kurikulum itu rendah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline