Lihat ke Halaman Asli

Viator Henry Pio

Fakta : Proyek Agung Pikiran dan Kata

Cerpen | Akhir Neo dalam Jiwa yang Diam

Diperbarui: 23 April 2020   00:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi buku pixabay.com

Wahai belahan jiwaku,

Sungguh kehadiranmu telah menghiasi cakrawala kalbu yang kian sesak tertahan dalam jiwa. Engkau mengindahkan setiap alunan langkah yang terajam oleh kerikil perjalanan.

Gejolak rasa oleh sandiwara-sandiwara hidup telah terlampiaskan  dalam dirimu. Terabadiakan pula segala cerita baik suram dan terang hidup. Memandang dirimu terasa terobati setiap goresan luka yang pernah mendera. Sosokmu begitu menawan. Engaku penuh makna sehingga merajamku dalam kerinduan untuk selalu mengeratkan keindahanmu dalam dekapku.

Aku ingin memakhotai dirimu dengan karya jemariku yang paling indah. Aku sadari bahwa engkaulah ruang kepastian untuk kubenamkan rasa, kulampiaskan amarah dan dermaga tempat kulabuhkan getirnya kisah ziarah panjang hidup ini.

"Dengarkanlah kekaguman ini!!

Aku ingin keberadaanmu tidak diketahui siapapun, apalagi dijamah.

Sungguh..,

"Aku tidak ingin semua itu terjadi sebab engkau adalah memori yang takkan terhapusakan waktu dan takkan usang oleh zaman".

"Engkau adalah bagian dari kisahku sebab dalam dirimu termeterai secara sempurna kisahku"

Gumanku dalam hati memandanginya..,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline