Lihat ke Halaman Asli

Pinus Nirigi

Melanesia people, from Nduga- West Papua

Tantangan Petani Local Papua (OAP) dalam Mempertahankan Pangan Lokal Papua

Diperbarui: 7 Februari 2020   20:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: panganindonesia.id

"Para pembaca yang terhormat, sebelum membaca penulis ingin menyampikan bahwa tulisan pada artikel ini tidak bermaksud untuk                       mendiskriminasi unsur mana pun, tulisan ini di buat hanya untuk membantu dan mengenal satu sama lainya "

Peradaban masyarakat papua dalam dunia berkebun (Bertani ) sudah di lakukan sejak zaman belanda atau sebelum belanda menduduki wilayah papua.masyarakat papua dan segala isi bumi papua dari tanah,air,hewan dan tumbuh-tumbuhan  merupakan satu kesatuan dalam menjalani proses kehidupan. Orang papua  dalam dunia pertanaian lebih mengenal kata "berkebun " di banding Bertani . Kebun dalam pandangan orang papua  adalah tempat menenam berbagai komonditas pertanian. Sebagian besar masyarakat papua melakukan kegiatan Bertani dengan tujuan untuk mepertahankan kehidupan , salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Hanya sedikit yang di jual untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga lainya. ada berbagai komonditas local yang di tanam dan tanpa di tanam .  komonditas yang ditanam adalah ubi-ubian dan sayur-sayuran sedangkan komonditas yang tanpa di tanam adalah sagu dan berbagai jenis buah-buahan .

Etnis papua pada umunya menganut budaya lumbung, yaitu penananam tanaman pangan  ( ubi jalar,talas ) secara bertahap. Tanaman baru di tanam kembali setelah sesudah di di panen. Dengan demikian panen dapat di lakukan sepanjang waktu sesuai kebutuhan. Teknik ini mampu menjaga kelangsungan komsumsi selama berabat-abat karena tata penganturan pelaksanaanya di kontol oleh norma dan adat isti adat setempat. Budaya betani di papua menunjukan polarisasi antara etnis papua dan pendatang. Etnis pendatang ( terutama trasmigran ) memiliki ketrampilam dan pengusaaan teknik Bertani modern dan telah memimiliki orientasi ekonomi dan agribisnis. Sebaliknya, etnis papua masih berorientasi pada kegiatan subsiten ( land to mouth agriculture) , motivasi ekonomi yang masih rendah, budayah Bertani yang bersifat kumunal yang di control oleh norma dan tata adat ( suradisastra,2001 ).Petani lokal papua cenderung menam komoditas local di banding dengan petani trasmigram, hampir rata-rata petani trasmigram di tanah papua menenam komonditas pangan nasional , seperti padi, jagung keledai ( pajela) dan berbagai jenis sayuran . Hal ini membuat adanya persaingan pasar dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat pada umumya. Persaingan pasar dalam dunia pertanian merupakan suatu masalah bagi petani local papua. Di dunia pasar, minat konsumen pada  komonditas local papua seperti ubi jalar   tidak selalu menjadi yang unggul, komonidtas local  ini di komsumsi ketika di butuhkan oleh konsumen, itu pun membutuhkan waktu yang cukup lama dengan pembeli yang bervarian. Petani lokal papua menjual hasil pertanian secara langsung di pasar, peran utama dalam menjual hasil pertanian adalah seorang ibu (mama ).  Petani local papua tidak mengunakan system tengkulek,tengkulek hanya di gunakan oleh petani tranmigran. Luas pengarapan lahan bagi petani local papua < 1 hektar  atau maximal 1 hektar sedangkan pengaran lahan petani trasmigran di lakukan secara skal besar > 1 hektar .Petani asli papua cenderung menjual hasil pertanian  tanpa  mengolah hasil tani dengan cara lain, seperti ubi jalar yang di jual langsung ke pasar dan di beli oleh pedagang untuk di olah menjadi menjadi gorengan.

Ada berbagai banyak factor yang menyebabkan petani local papua tak dapat bersaing dengan baik Bersama petani tranmigran  diantaranya Kurangnya pengetahuan dalam Teknik Bertani secara modern, tidak bercocok tanam secara skala besar dan kurangnya peran penyuluhan terhadap petani local papua. hal ini yang membuat beberpa popularitas  pangan local menurun dalam persaingan pada pasar.

Pada era globalisai ini , Peran pemerintah (penyuluh) sangat dibetuhkan dalam membina petani local papua untuk mengembangkan komonditi local atau pun nasional, mengingat dunia pertaniaan merupakan mata pencarian yang sejak dahulu kala di gunakan masyarakat papua secara komunal untuk memenuhi kebutuhan pangan  sehari- hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline