Lihat ke Halaman Asli

pintukata

Menulis Bebas.

Mengenal Masalah

Diperbarui: 20 Mei 2022   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Salah satu definisi hidup adalah masalah, masalah yang bisa dipilih, dan yang tidak bisa dipilih. Ada masalah yang secara sadar kita memilihnya, yang lahir dari suatu keputusan terhadap pilihan-pilihan hidup dan lahirlah masalah. 

Tentu, wilayah masalah tersebut masih berada di lingkaran kendali kita. Ada pula masalah, yang terjadi disebabkan berlangsungnya peristiwa di luar diri kita. 

Dunia berjalan semestinya, bergulir berputar searah jarum jam bernama waktu, dan kita tidak bisa secara tepat berada di detik yang sama, dari detik menuju detik berikutnya, ia berjalan sungguh cepat. Tanpa benar-benar dapat kita genggam.

Diperlukan sensibilitas atau kepekaan pada peristiwa yang beredar di sekitar kita, dengan upaya memaknai dan menghikmai untuk temukan butiran-butiran penting bagi memori pengalaman yang juga terus berjalan tiada henti sebelum hal yang pasti terjadi, yaitu kematian.

Penting bagiku belajar bertanya pada diri sendiri, di kala masalah membutakan mata. Ini bener/real masalah ngga si?Atau hanya ilusi otak, ilusi diri, ilusi hati, pengetahuan, waktu, emosi, atau bahkan hanya ilusi kontrol? Terkadang karena hatinya belum tenang, semua dianggap jadi masalah. Lalu, memberi jarak pada diri, dengan memetakan posisi self-positioning paradigm. 

Pertama, be Victim ; menyikapi diri sendiri sebagai korban "resentful", atau be an Agent ; berusaha menanyakan lagi, kalau tahap pertama terlewati dan benar memang itu masalah.  Bisakah aku melakukan sesuatu terhadap masalah dan maukah? atau aku harus punya garis finish terhadap masalah itu?

Jika keputusannya bisa dan mau, lakukan! menuju solving. Tentu, aku akan mengalami sesuatu yang tidak enak, karena memecahkan masalah tidak mudah. Ketika tidak mau melakukan sesuatu, bisa ngga aku menerima masalah ini seumur hidup? Acknowledge sebagai masalah, setidaknya aku tidak stress dan merasa punya keputusan terhadap masalah tersebut. Semoga aku berhasil!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline