Lihat ke Halaman Asli

pintukata

Menulis Bebas.

Berpasang-pasang

Diperbarui: 30 April 2022   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Orang lain boleh jadi sedang mengalami kegamangan mencari makna hidup. Dia menemui siapa saja bertanya apa saja tentang hidup dan kehidupan. Dan pertanyaan demi pertanyaan selalu berkelindan saling terikat terkait satu sama lain. Setelah usai terjawab pertanyaan yang satu, munculah pertanyaan kedua, dan seterusnya. Tak ada habis-habisnya.

Siapa sangka, kita menemui situasi suana hati yang demikian. Begitu sepi dan kesepian diri kita. Terlihat dari wajah kita, wajah yang butuh belas kasih, kasih sayang serta pengayoman dari subjek lain selain kita.

Keberadaan kita tiada apabila tak ada seorang pun mengenali kita, berkenalan, kenal dekat, dan kenal lebih dalam. Selayaknya seorang kawan yang setia mendampingi kita kapan pun dan dalam situasi ekonomi bagaimana pun. Mengapa demikian? Sebab lazimnya manusia zaman modern ini telah tereduksi oleh anasir-anasir terendah dalam diri mereka, yaitu materialisme, kebendaan, kekayaan, popularitas, eksistensial dan afirmasi.

Sepasang kekasih menyusuri pinggir kota, sembari menari-nari riang. Mereka telah lama tak saling jumpa satu sama lain. Perjumpaannya hanya sebatas komunikasi intim ruhani yang melampaui dimensi dan jaringan. Cinta mereka bercahaya dan saling menebar cahaya satu sama lain, dan satu pada lingkungan sekitarnya. Cinta mereka tak pernah pudar dan selalu mengikat seiring berjalannya sang waktu. Mereka saling medinru satu sama lain, begitu cinta adalah duka, rindu berupa tangisnya. Mereka berdua berpasang satu sama lain, menyatu walau tak menjadi satu. Sebab keduanya berada di titik koordinatnya sendiri dengan keunikannya sendiri sebagai manusia.

Tak hanya manusia yang berpasang-pasang dan berjodoh. Semua ciptaan memiliki pertailan jodohnya masing masing, bulan jodohnya bintang gemintang, ada pula siang dan malam, kemudian ruang dan waktu, dan bahkan segala hal yang hanya sebatas wacana dan merupakan hal yang abstrak saja juga terdapat perjodohannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline